Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Yesus Naik ke Surga?

7 Mei 2024   19:47 Diperbarui: 7 Mei 2024   20:03 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pinterest/Eraldo Costa

Peristiwa kenaikan Yesus ke surga itu terjadi 40 hari pasca-kebangkitan-Nya. peristiwa ini disaksikan langsung oleh murid-murid Yesus dan dituliskan oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul. Gereja kemudian memperingati perayaan kenaikan Yesus itu selalu pada hari Kamis, tepat 40 hari setelah hari raya Paskah dan 10 hari sebelum hari raya Pentakosta.

Kenaikan Yesus itu secara sungguh-sungguh terjadi apa adanya, dengan tubuh fisik-Nya kembali ke surga. Dia naik dari tanah secara perlahan-lahan dan terlihat jelas; disaksikan oleh banyak orang. Murid-murid yang sedang menatap ke langit berusaha melihat Yesus naik ke surga, sampai awan menutupi Dia dari pandangan mereka. Dua malaikat muncul dan berjanji bahwa Yesus Kristus akan kembali "sama seperti ketika kamu melihat-Nya naik ke surga" (Kis 1:11).

Kenaikan Yesus Kristus memiliki beberapa makna: (1) Menunjukkan pelayanan-Nya di dunia telah selesai. Allah Bapa telah mengirimkan Anak-Nya ke dunia, dan sekarang Anak-Nya kembali kepada Bapa. (2) Menyatakan kesuksesan misi dan karya-Nya di dunia. (3) Menunjukkan bahwa Dia telah kembali kepada kemuliaan surgawi-Nya. 

Selama di bumi, kemuliaan-Nya seolah-olah tertutupi atau tidak tampak dengan jelas. Ketika naik ke surga, Dia akan ditinggikan serta dikaruniakan nama di atas segala nama (Flp. 2:9). (4) Untuk mempersiapkan tempat bagi kita (Yoh. 14:2).

Kemudian kalau kembali kepada Kisah Para Rasul 1:6-11, perikop ini mengisahkan tentang Yesus yang terangkat ke surga. Lalu bagaimana memahami tema ini berdasarkan perikop 1:6-11?

  • Supaya Roh Kudus diutus menggantikan Yesus

Ketika Yesus naik ke surga, umat-Nya tidak menjadi yatim piatu di dunia ini. Oleh karena 10 hari kemudian, Roh Kudus dicurahkan untuk menjadi penolong, penghibur dan pembela orang percaya di bumi ini.

Istilah Yunani yang diterjemahkan sebagai "Penghibur" atau "Pelindung" (seperti yang terlihat dalam Yohanes 14:16,26; 15:26; 16:7) adalah parakletos. Istilah ini dalam bentuk pasif dan secara harfiah berarti "mereka yang dipanggil ke sisi orang lain," yang berarti memberikan saran atau mendukung seseorang. Penasihat, atau Paraclete, mengacu pada Roh Kudus, orang ketiga dari Trinitas. Saya adalah orang yang dihormati oleh semua orang yang mempercayai saya.

Untuk memiliki Roh Kudus sebagai Parakletos kita adalah untuk memiliki Allah Sendiri yang tinggal di dalam kita sebagai orang-orang yang beriman. Roh mengajar dan membimbing kita dalam kebenaran melalui Firman. mengingatkan kita tentang pengajaran-Nya sehingga kita dapat mengandalkan Firman-Nya di saat-saat kesulitan. (Yoh. 15:11). 

Ini memberi ketenangan dan relief kepada hati dan pikiran kita di tengah-tengah dunia yang cemas. Kekuatan tempat tinggal Parakletos memungkinkan kita untuk hidup melalui Roh dan "tidak memuaskan keinginan daging" (Gal. 5:16). Roh Kudus akan menghasilkan buah dalam hidup kita, seperti yang disebutkan dalam Galatia 5:22-23, untuk memuliakan Allah Bapa. Betapa besar berkat yang kita miliki dalam kediaman Roh Kudus sebagai Parakletos kita - Penolong kita, Penolong, Penasihat, dan Penasehat!

Dalam Kisah Para Rasul 1:8, Yesus menegaskan bahwa, "tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu".

Dalam kata Yunani, ada dua kata yang seringkali digunakan untuk menyatakan "kuasa", yakni: dunamis dan exousia. Kata "dunamis" dan "exousia" adalah kata Yunani yang digunakan dalam Alkitab untuk menggambarkan kekuatan dan otoritas. Dunamis berarti kekuatan fisik, sedangkan exousia berarti otoritas yang sah. Exousia juga dapat diartikan sebagai hak istimewa, kekuatan, penguasaan, tanda kendali, pengaruh yang didelegasikan, dan yurisdiksi. 

Dunamis digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan kuasa, perbuatan ajaib, dan karunia rohani khusus yang diwujudkan dalam diri setiap orang percaya melalui urapan Roh Kudus. Exousia digunakan dalam 2 Korintus 10:8 dan 13:10 untuk berbicara tentang otoritas yang Allah berikan kepada Paulus untuk membangun gereja. Kata ini juga digunakan berkali-kali dalam Wahyu untuk membahas kuasa dan otoritas yang diberikan kepada berbagai pemain di akhir zaman.

Sekalipun demikian dalam konteks Kisah Para Rasul 1:8 menggunakan istilah dunamis, yang menegaskan bukan sekadar kekuatan atau kemampuan; istilah ini khusus menunjuk kepada kuasa yang bekerja, yang bertindak. Lukas (dalam Injilnya dan dalam Kisah Para Rasul) menekankan bahwa kuasa Roh Kudus termasuk kekuasaan untuk mengusir roh-roh jahat dan urapan untuk menyembuhkan orang sakit sebagai kedua tanda penting yang menyertai pemberitaan Kerajaan Allah (mis. Luk 4:14,18,36; 5:17; Luk 6:19; Luk 9:1-2; Kis 6:8; 8:4-8,12-13; 10:38; 14:3; 19:8-12). Baptisan dalam Roh Kudus adalah persediaan Allah untuk membebaskan kuasa dari Roh Kudus ke dalam kehidupan orang percaya.

Karena Yesus naik ke surga, maka kita menerima privilege untuk memiliki kuasa yang dahsyat dari Allah Tritunggal untuk kita gunakan melayani Allah di dunia ini.

Kata "saksi" dalam ayat 8 menggunakan istilah martureo. Kata ini dapat diartikan menjadi saksi, yang menegaskan bahwa seseorang telah melihat atau mendengar atau mengalami sesuatu, atau bahwa ia mengetahuinya karena diajarkan oleh wahyu atau ilham ilahi untuk memberikan (tidak menyimpan) kesaksian mengucapkan kesaksian yang terhormat, memberikan laporan.

Pekerjaan mereka akan menjadi pekerjaan yang terhormat dan mulia: Kamu akan menjadi saksi-Ku. (1) Mereka akan menyatakan Dia sebagai Raja, dan memberitakan kepada dunia kebenaran-kebenaran yang dengannya kerajaan-Nya akan didirikan, dan Ia akan memerintah. 

Mereka harus secara terang-terangan dan sungguh-sungguh memberitakan Injil-Nya ke seluruh dunia. (2) Mereka akan membuktikan hal ini, akan meneguhkan kesaksian mereka, bukan seperti saksi-saksi, dengan sumpah, melainkan dengan meterai ilahi berupa mujizat-mujizat dan karunia-karunia adikodrati: Kamu akan menjadi martir-martir bagiku, atau martir-martir-Ku, seperti yang dibaca dalam beberapa terjemahan. Sebab mereka membuktikan kebenaran Injil dengan penderitaan-penderitaan mereka, bahkan sampai mati.

  • Yesus pergi untuk kembali lagi

Setelah Yesus naik ke surga dengan disaksikan murid-murid-Nya, tiba-tiba berdirilah dua orang berpakaian putih (perwujudan dari malaikat) yang mengingatkan bahwa Yesus yang terangkat ke surga akan datang kembali (10-11). Yesus kembali ke rumah Bapa dan dari sana Ia akan melanjutkan pelayanan-Nya di bumi melalui rasul-rasul-Nya serta saksi-saksi yang lain.

Kalau kita perhatikan, peristiwa Kenaikan Yesus yang disebut juga sebagai pelayanan pasca-kebangkitan (Post Resurrection Ministry), terlihat dianggap tidak sepenting Natal, Jumat Agung, Paskah, dan peristiwa turunnya Roh Kudus (Pentakosta). Padahal peristiwa Kenaikan Yesus sama pentingnya. Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan satu rangkaian karya keselamatan Allah Tritunggal yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain.

Peristiwa Kenaikan Yesus memiliki makna khusus yang berkaitan dengan kedatangan-Nya yang kedua kali, karena Kenaikan Yesus merupakan konfirmasi dan jaminan pasti dari kedatangan-Nya yang kedua kali, suatu hari nanti. Seorang ahli Alkitab berkata bahwa Kenaikan Kristus merupakan akhir karya Kristus di bumi, sekaligus permulaan sejarah gereja yang berlangsung hingga Kristus datang kembali.

Lukas menyatakan bahwa kedatangan Yesus yang kedua kali tidak perlu disangsikan lagi. Yesus adalah Allah, dan seperti Ia naik ke surga dengan "mengendarai awan", Ia akan datang kembali dengan cara yang sama. Hadirnya dua saksi membuktikan bahwa perkara itu tidak disangsikan (lih. Ul. 19:15). 

Dari kesaksian ini, dapat dipercaya bahwa kebangkitan dan kenaikan Yesus betul-betul terjadi, dan bahwa kedatangan kedua Yesus pasti akan terjadi. Apakah kita sudah menanti dengan sikap yang benar untuk kedatangan kedua Yesus ini? Apakah kita sudah menjalankan tanggung jawab kita di dunia ini sebelum hari penghakiman tiba?

Kita perlu setia di jalan hidup yang diperkenan Allah dan bertanggung jawab dalam panggilan misi-Nya karena kita percaya Kristus akan kembali sebagai Raja. Kita memohon kepada Allah untuk senantiasa menyertai umat-Nya.

Marilah kita mengingat serta mensyukuri seraya berjaga mengantisipasi kedatangan Kristus yang kedua kali kelak. AP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun