Dalam kata Yunani, ada dua kata yang seringkali digunakan untuk menyatakan "kuasa", yakni: dunamis dan exousia. Kata "dunamis" dan "exousia" adalah kata Yunani yang digunakan dalam Alkitab untuk menggambarkan kekuatan dan otoritas. Dunamis berarti kekuatan fisik, sedangkan exousia berarti otoritas yang sah. Exousia juga dapat diartikan sebagai hak istimewa, kekuatan, penguasaan, tanda kendali, pengaruh yang didelegasikan, dan yurisdiksi.Â
Dunamis digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan kuasa, perbuatan ajaib, dan karunia rohani khusus yang diwujudkan dalam diri setiap orang percaya melalui urapan Roh Kudus. Exousia digunakan dalam 2 Korintus 10:8 dan 13:10 untuk berbicara tentang otoritas yang Allah berikan kepada Paulus untuk membangun gereja. Kata ini juga digunakan berkali-kali dalam Wahyu untuk membahas kuasa dan otoritas yang diberikan kepada berbagai pemain di akhir zaman.
Sekalipun demikian dalam konteks Kisah Para Rasul 1:8 menggunakan istilah dunamis, yang menegaskan bukan sekadar kekuatan atau kemampuan; istilah ini khusus menunjuk kepada kuasa yang bekerja, yang bertindak. Lukas (dalam Injilnya dan dalam Kisah Para Rasul) menekankan bahwa kuasa Roh Kudus termasuk kekuasaan untuk mengusir roh-roh jahat dan urapan untuk menyembuhkan orang sakit sebagai kedua tanda penting yang menyertai pemberitaan Kerajaan Allah (mis. Luk 4:14,18,36; 5:17; Luk 6:19; Luk 9:1-2; Kis 6:8; 8:4-8,12-13; 10:38; 14:3; 19:8-12). Baptisan dalam Roh Kudus adalah persediaan Allah untuk membebaskan kuasa dari Roh Kudus ke dalam kehidupan orang percaya.
Karena Yesus naik ke surga, maka kita menerima privilege untuk memiliki kuasa yang dahsyat dari Allah Tritunggal untuk kita gunakan melayani Allah di dunia ini.
- Supaya kita pergi dan menjadi saksi-Nya
Kata "saksi" dalam ayat 8 menggunakan istilah martureo. Kata ini dapat diartikan menjadi saksi, yang menegaskan bahwa seseorang telah melihat atau mendengar atau mengalami sesuatu, atau bahwa ia mengetahuinya karena diajarkan oleh wahyu atau ilham ilahi untuk memberikan (tidak menyimpan) kesaksian mengucapkan kesaksian yang terhormat, memberikan laporan.
Pekerjaan mereka akan menjadi pekerjaan yang terhormat dan mulia: Kamu akan menjadi saksi-Ku. (1) Mereka akan menyatakan Dia sebagai Raja, dan memberitakan kepada dunia kebenaran-kebenaran yang dengannya kerajaan-Nya akan didirikan, dan Ia akan memerintah.Â
Mereka harus secara terang-terangan dan sungguh-sungguh memberitakan Injil-Nya ke seluruh dunia. (2) Mereka akan membuktikan hal ini, akan meneguhkan kesaksian mereka, bukan seperti saksi-saksi, dengan sumpah, melainkan dengan meterai ilahi berupa mujizat-mujizat dan karunia-karunia adikodrati: Kamu akan menjadi martir-martir bagiku, atau martir-martir-Ku, seperti yang dibaca dalam beberapa terjemahan. Sebab mereka membuktikan kebenaran Injil dengan penderitaan-penderitaan mereka, bahkan sampai mati.
- Yesus pergi untuk kembali lagi
Setelah Yesus naik ke surga dengan disaksikan murid-murid-Nya, tiba-tiba berdirilah dua orang berpakaian putih (perwujudan dari malaikat) yang mengingatkan bahwa Yesus yang terangkat ke surga akan datang kembali (10-11). Yesus kembali ke rumah Bapa dan dari sana Ia akan melanjutkan pelayanan-Nya di bumi melalui rasul-rasul-Nya serta saksi-saksi yang lain.
Kalau kita perhatikan, peristiwa Kenaikan Yesus yang disebut juga sebagai pelayanan pasca-kebangkitan (Post Resurrection Ministry), terlihat dianggap tidak sepenting Natal, Jumat Agung, Paskah, dan peristiwa turunnya Roh Kudus (Pentakosta). Padahal peristiwa Kenaikan Yesus sama pentingnya. Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan satu rangkaian karya keselamatan Allah Tritunggal yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain.
Peristiwa Kenaikan Yesus memiliki makna khusus yang berkaitan dengan kedatangan-Nya yang kedua kali, karena Kenaikan Yesus merupakan konfirmasi dan jaminan pasti dari kedatangan-Nya yang kedua kali, suatu hari nanti. Seorang ahli Alkitab berkata bahwa Kenaikan Kristus merupakan akhir karya Kristus di bumi, sekaligus permulaan sejarah gereja yang berlangsung hingga Kristus datang kembali.
Lukas menyatakan bahwa kedatangan Yesus yang kedua kali tidak perlu disangsikan lagi. Yesus adalah Allah, dan seperti Ia naik ke surga dengan "mengendarai awan", Ia akan datang kembali dengan cara yang sama. Hadirnya dua saksi membuktikan bahwa perkara itu tidak disangsikan (lih. Ul. 19:15).Â