Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Berbasis Pancasila

22 Maret 2024   20:28 Diperbarui: 22 Maret 2024   20:33 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pkbmcelahcahaya.edu.eu.org

Terutama dengan perkembangan teknologi masa kini yang membuat banyak terjadi pergeseran dalam hal etika, moral hingga budaya. Sehingga tidak sedikit manusia Indonesia yang kemudian kehilangan identitas dan jadi dirinya.

Masyarakat Indonesia yang tergolong ke dalam Generasi Z, nyaris kehilangan identitasnya sebagai manusia pancasila. Sehingga pendidikan harus menyelamatkan mereka dengan sebuah kurikulum yang lebih merepresentasi dasar falsafah bangsa ini, yang kita sebut sebagai kurikulum Pancasila.

Kurikulum berbasis Pancasila memiliki ideologi yang dikombinasikan dengan sistem kurikulum K-13. Ini merupakan perkawinan kurikulum yang cocok dan relevan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Atau lebih tepatnya, kurikulum berbasis Pancasila ini merupakan kombinasi antara kurikulum 1968 dengan kurikulum 2013. Inilah yang disebut kurikulum berbasis Pancasila dengan enam dimenasi utama yakni:

  • Beriman berarti menciptakan manusia Indonesia yang religius dan sejak dini menanamkan ajaran agama yang moderat dengan menjunjung tinggi toleransi kepada pemeluk agama lain.
  • Berdikari atau biasa juga disebut mandiri. Dimensi ini hanya dapat tercipta apabila pendidikan berjalan efektif dan berhasil. Itulah sebabnya, nilai berdikari harus mulai ditanamkan di dalam diri setiap peserta didik sejak dini.
  • Bergotong royong berarti bekerja sama dan memiliki sikap empati kepada orang lain. Manusia Indonesia sejak awal dikenal sebagai manusia gotong royong. Akan tetapi identitas ini menjadi hilang seiring berjalannya waktu. Hal inilah yang coba akan ditanamkan kembali melalui kurikulum pancasila.
  • Berbineka berarti menghormati setiap perbedaan. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, baik suku, bahasa, agama serta  latar belakang yang lain. Oleh karena itu kesadaran kebinekaan juga harus terimplementasi dalam kurikulum yang diterapkan di sekolah-sekolah mulai dari TK, PAUD hingga Perguruan Tinggi.
  • Berintelektual berarti menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum Pancasila tidak hanya menciptakan manusia Indonesia yang berkarakter, beretika, bermartabat, tetapi juga cerdas, pandai dan menguasai ilmu pengetahuan. Oleh karena substansi dari falsafah Pancasila adalah kemajuan dan persaingan global dengan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi.
  • Inovatif adalah proses untuk mengkombinasikan, mewujudkan, atau mematangkan setiap ilmu pengetahuan guna mendapatkan nilai baru, produk atau sesuatu yang baru. Melalui kurikulum pancasila, setiap karakter, moral hingga ilmu pengetahuan  yang diperoleh akan disinergikan menjadi sebuah karya yang konkret yang dihasilkan oleh setiap anak bangsa. Sehingga membuat bangsa Indonesia semakin dihormati, disegani dan ditakuti oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini.

Demikianlah pemikiran saya terhadap kurikulum yang lebih relevan dan cocok untuk diterapkan di bangsa ini. Saya menyebutnya sebagai kurikulum pancasila. Kurikulum yang dapat membantu dan menolong setiap anak bangsa untuk menemukan dirinya sebagai manusia pancasila. AP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun