Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bestie

16 Maret 2024   17:26 Diperbarui: 16 Maret 2024   17:33 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterest.com/Manas Maharana

Menurut Merriam Webster, secara singkat bestie diartikan sebagai best friend atau sahabat. Kamus daring vocabulary.com lebih detail menjelaskan bahwa kata bestie adalah singkatan informal dari kata 'best friend' atau sahabat. Dengan demikian bestie dapat dimengerti sebagai sahabat atau teman dekat.

Persahabatan tidak terjadi bila hanya seorang diri. Persahabatan bisa terjadi jika kita berinteraksi dengan orang lain. Apa yang menjadi dasar dalam persahabatan? Apa yang membuat orang itu bertemu dan menjadi sahabat? 

Mengapa kita butuh persahabatan? Berikut ini diuraikan beberapa alasannya: (1) karena kita adalah makhluk sosial, (2) Karena kita saling membutuhkan, (3) Karena setiap saat pasti terjadi perjumpaan, (4) Karena ada sesuatu yang diharapkan, (5) Karena ingin berbagi. Dengan demikian, persahabatan menjadi sesuatu yang sangat kita perlukan. 

Oleh karena, kita butuh seseorang yang bisa mengoreksi kita, yang mengingatkan kita ketika kita melakukan kesalahan. Bukan saja sahabat yang senang ketika kita senang, tetapi juga sahabat yang menegur kita ketika kita berbuat kesalahan.

Orang yang berhikmat bukan hanya membuka diri kepada siapapun. Tetapi juga dia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kita boleh berteman kepada siapa saja. Tetapi Anda harus memilih siapa yang menjadi sahabat Anda. Amsal 18:24 mengatakan bahwa Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.

Siapa di antara kita yang pernah mengalami ketika seorang sahabatmu justru mengkhianati Anda? Merugikan Anda? Saya yakin beberapa diantara kita pasti pernah mengalami itu. Atau jangan-jangan apakah Anda yang menjadi sabahat yang buruk? Ada 3 ciri seorang sahabat yang buruk:

  • Menjauhkan kita dari Tuhan (2Taw. 19). Sahabat yang buruk menjauhkan kita dari Tuhan. Nasihat-nasihat yang diberikan oleh sahabat yang buruk menjauhkan kita dari Tuhan, bertentangan dengan Firman Tuhan.
  • Sahabat yang mengecewakan (Ayub 16:20). Kata mencemooh di ayat ini mengarah ke menghakimi. Ayub dihakimi oleh sahabatnya sendiri. Sahabat-sahabatnya bukannya memberikan dukungan tetapi malah menghakimi dia.
  • Sahabat yang mencari untung saja (Amsal 19:4 ; Amsal 14:20). Sahabat yang buruk hanya mencari untung saja. Ketika kita sedang kaya banyak teman yang datang. Tetapi ketika kita kesulitan tidak ada satupun sahabatnya yang datang.

Apabila kita mendapatkan teman atau sahabat seperti di atas, sebaiknya kita menghindar dan tidak melanjutkan pertemanan itu. Karena itu hanya akan merugikan dan menghancurkan hidup kita. Mari kita lihat dan perhatikan apa yang dikatakan oleh Amsal 17:17 tentang sahabat atau bestie. Berdasarkan ayat ini maka kita akan mendapatkan dua pemahaman penting tentang sahabat.

  • Sahabat-sahabat haruslah saling setia setiap waktu. Jika tidak ada kesetiaan, maka tidak ada persahabatan sejati. 

Pasti akan ada kesetiaan jika persahabatan itu tulus dan digerakkan oleh asas hidup yang baik. Orang yang penuh khayal atau mementingkan diri sendiri di dalam persahabatan tidak akan mengasihi sahabatnya jika perasaan mereka tidak lagi terhibur dan kepentingan mereka tidak lagi dilayani, dan oleh sebab itu perasaan mereka berubah-ubah mengikuti angin dan berganti-ganti mengikuti cuaca. 

Teman yang seperti burung layang-layang akan terbang menghampirimu pada musim panas, dan pergi menjauh pada musim dingin. Untuk teman-teman seperti itu, kita tidak akan merasa kehilangan. Tetapi jika persahabatan itu penuh kebijaksanaan, kemurahan hati, dan kehangatan, jika aku mengasihi temanku karena ia bijak, berbudi luhur, dan baik, maka selama ia tetap demikian, walaupun ia jatuh miskin dan terkena aib, aku akan tetap mengasihinya. Kristus adalah Teman yang mengasihi setiap waktu (Yoh. 13:1) dan kita pun harus mengasihi-Nya seperti itu (Rm. 8:35).

  • Sesama saudara, khususnya, haruslah bersikap hati-hati dan lemah lembut satu sama lain di dalam penderitaan: saudara dilahirkan untuk membantu kakak atau adiknya yang sedang dalam kesusahan. 

Dengan mereka ia terhubung erat secara alamiah, supaya ia bisa lebih peka merasakan beban-beban mereka, dan lebih tergerak serta bersedia, seolah-olah secara naluriah, untuk membantu mereka. Kita harus sering kali memikirkan untuk apa kita dilahirkan, bukan hanya sebagai manusia, tetapi juga sebagai saudara dan anggota keluarga tertentu. 

Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini kita datang dalam keluarga yang seperti itu? Kita tidak memenuhi tujuan kita dijadikan bersaudara jika kita tidak melakukan kewajiban sebagai saudara. Sebagian orang membacanya seperti ini: seorang sahabat yang menaruh kasih setiap waktu terlahir sebagai saudara dalam kesukaran, dan harus dihargai seperti itu.

Berdasarkan dua poin di atas, maka kita dapat menyimpulkan seperti apa sahabat yang baik dan benar itu?

  • Tidak selalu mencari keuntungan pribadi. Persahabatan yang tulus terjadi karena hati, bukan karena pamrih akan sesuatu. Misalnya karena ketenaran atau harta.
  • Ada take and give. Saling memberi dan menerima. Kerelaan menasihati dan dinasihati. Mendoakan dan didoakan.
  • Mau berkorban. Seorang sahabat yang baik menyediakan dirinya bagi sahabatnya baik waktu, pikiran, dan tenaga.
  • Tidak memaksakan kehendak. Dalam sebuah persahabatan selalu ada perbedaan pendapat
  • Menerima sahabat apa adanya baik kekurangan maupun kelebihannya
  • Memaksimalkan potensi sahabat sekalipun tidak menguntungkan pribadi kita.
  • Memberi dukungan dan saran yang baik demi sahabatnya.

Dari semua yang telah didaftarkan di atas, hanya dapat dilihat dalam pribadi Yesus. Yesus adalah bestie terbaik dalam hidup kita. Yohanes 15:13 "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." Yesus telah memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Apakah Anda sudah menjadi sahabat Yesus? Tuhan rindu hubungan kita bukanlah antara tuan dan hamba, bos dan atasan. Tetapi seorang sahabat. AP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun