Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini kita datang dalam keluarga yang seperti itu? Kita tidak memenuhi tujuan kita dijadikan bersaudara jika kita tidak melakukan kewajiban sebagai saudara. Sebagian orang membacanya seperti ini: seorang sahabat yang menaruh kasih setiap waktu terlahir sebagai saudara dalam kesukaran, dan harus dihargai seperti itu.
Berdasarkan dua poin di atas, maka kita dapat menyimpulkan seperti apa sahabat yang baik dan benar itu?
- Tidak selalu mencari keuntungan pribadi. Persahabatan yang tulus terjadi karena hati, bukan karena pamrih akan sesuatu. Misalnya karena ketenaran atau harta.
- Ada take and give. Saling memberi dan menerima. Kerelaan menasihati dan dinasihati. Mendoakan dan didoakan.
- Mau berkorban. Seorang sahabat yang baik menyediakan dirinya bagi sahabatnya baik waktu, pikiran, dan tenaga.
- Tidak memaksakan kehendak. Dalam sebuah persahabatan selalu ada perbedaan pendapat
- Menerima sahabat apa adanya baik kekurangan maupun kelebihannya
- Memaksimalkan potensi sahabat sekalipun tidak menguntungkan pribadi kita.
- Memberi dukungan dan saran yang baik demi sahabatnya.
Dari semua yang telah didaftarkan di atas, hanya dapat dilihat dalam pribadi Yesus. Yesus adalah bestie terbaik dalam hidup kita. Yohanes 15:13 "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." Yesus telah memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Apakah Anda sudah menjadi sahabat Yesus? Tuhan rindu hubungan kita bukanlah antara tuan dan hamba, bos dan atasan. Tetapi seorang sahabat. AP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H