Apabila memperhatikan dalam konteks ini, maka dapat dilihat dalam ayat 9 bahwa ketakutan para gembala di sini bisa berasal dari penampakan dari malaikat.Â
Sehingga dapat dikatakan bahwa ketakutan yang dimaksud adalah ketakutan karena telah melihat kemuliaan Allah (merujuk kepada yang kedua).Â
Seringkali manusia menjadi takut ketika melihat kemuliaan Allah, karena mereka menyadari diri mereka yang tidak suci; sehingga ketika melihat kemuliaan Allah dalam kondisi demikian, maka dapat membawa kebinasaan bagi mereka.
Para gembala bisa saja merasakan hal yang sama. Mereka menyadari bahwa dalam masyarakat saja mereka selalu dipandang paling rendah, paling hina, paling tidak suci (karena sering lalai menjalan hukum taurat); sehingga ketika melihat kemuliaan Tuhan maka terbersit dalam benak mereka pasti mereka akan binasa dan mati.Â
Inilah yang menjadi dasar dan acuan bagi mereka untuk merasakan ketakutan. Namun kemudian malaikat itu berkata, jangan takut! Karena malaikat itu akan menyampaikan berita keselamatan bagi mereka. Artinya, natal atau berita natal akan menghilangkan ketakutan yang diakibatkan dosa.
Akan tetapi bukankah dalam kehidupan kita ada begitu banyak jenis ketakutan. Misalnya: takut gagal, takut kebutuhan kita tidak terpenuhi, takut kehilangan orang yang dikasihi, bahkan untuk konteks sekarang kita juga dirundung ketakutan karena covid-19. Maka melalui natal, harusnya ketakutan yang demikian juga dapat dihilangkan.Â
Mengapa? Oleh karena kuasa Yesus tidak hanya sanggup mengatasi segala dosa dan kelemahan kita, namun juga termasuk juga covid-19. Dengan demikian, bersama Yesus kita akan menang terhadap berbagai sakit-penyakit, termasuk covid-19.
Â
- Karena telah lahir sang Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud (ay. 11)
Hal ketiga yang membuat kita dapat mengatakan bahwa Nasal adalah pengharapan karena melalui perayaan natal, kita memperingati kelahiran sang Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud. Ungkapan Yunani "Kristus Tuhan" sedikit janggal; mungkin di sini terpengaruh oleh bahasa Aram.Â
Akan tetapi maksud ungkapan ini hendak menegaskan tentang Anak yang dilahirkan Maria itu memang Mesias yang dinantikan, tetapi juga "Tuhan". Ini sebuah sebutan yang dalam Perjanjian Lama hanya dipakai sehubungan dengan Allah sendiri.
Bukankah berita ini adalah berita sukacita, kabar gembira, di tengah-tengah pergumulan umat manusia akan dosa. Satu-satunya cara untuk membebaskan dan menyelamatkan manusia dari dosa adalah melalui Yesus Kristus.Â