Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berpaling kepada Sang Hidup

2 Agustus 2021   12:50 Diperbarui: 2 Agustus 2021   13:09 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Image: http://pejesdb.com/2013/04/02/renungan-2-april-2013/

Artinya kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan di dalam Kristus, karena justru itu akan menjadi pintu bagi kita menuju kepada hidup yang kekal. Itulah sebabnya, dalam surat Filipi Paulus berkata, "Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan". Artinya sekalipun kita nanti akan mati, akan tetapi ketika kita mati di dalam Kristus maka kematian itu merupakan sebuah keuntungan. 

Mengapa bisa? Oleh karena, sekarang kita sudah berpaling kepada sang Hidup itu. Memang dosa membuat kita berpaling kepada kematian, namun melalui kematian dan kebangkitan Yesus, kita dibebaskan dari kematian dan masuk dalam sebuah kehidupan karena Yesus adalah Sang Hidup.

Dalam Yohanes 20:14-16 mengisahkan tentang Maria yang mengunjungi kubur Yesus pada pagi buta pada hari pertama minggu itu. Awalnya, Maria mengira mayat Yesus telah dicuri karena dia menemukan kubur itu kosong. Hal itulah yang menimbulkan kegelisahan dan kekuatiran baginya. 

Maria pun sangat bersedih hingga menangis. Hingga akhirnya dia berjumpa dengan Yesus yang telah bangkit sekalipun dia belum mengenalnya. Maria mengira bahwa Yesus itu adalah penjaga taman. Namun ketika Yesus memanggil sambil menyebut namanya, maka dia pun mengenali-Nya sambil menyebutnya "Guru". Ada beberapa hal yang perlu dipelajari, yakni:

Berpaling kepada sang hidup adalah titik awal untuk mengerti dan memahami peristiwa kebangkitan-Nya (ay. 14)

Banyak orang yang sulit mempercayai kepada kebangkitan Yesus karena mereka berdiri di depan dan membelakangi Yesus. Mereka umumnya lebih mengedepankan logika, kemampuan, serta kepintarannya, sehingga mereka tidak dapat menemukan kebenaran tentang kebangkitan Yesus yang berujung kepada ketidakyakinan mereka kepada peristiwa kebangkitan Yesus.

Bukankah sikap yang semacam ini juga ditunjukkan oleh Thomas ketika dia skeptik kepada kebangkitan Yesus, sampai akhirnya dia berjumpa dengan Yesus yang bangkit dan mengalami pembaruan sehingga menjadi percaya kepada peristiwa itu. 

Sampai pada akhirnya, kita dapat melihat bahwa itu merupakan titik awal baginya untuk mengalami perubahan radikal yang membawanya kepada sikap total mengikut Yesus hingga akhirnya dia pergi menjadi misionaris ke India untuk memberitakan berita kebangkitan Yesus.

Memang berpaling kepada sang hidup akan memberikan kehidupan kekal kepada kita, namun sebelum sampai kepada titik itu, kita perlu mengerti dan memahami peristiwa itu. Hal ini pulalah yang dilakukan oleh Maria seperti yang dikisahkan dalam ayat 14. Dikatakan, "Dia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu bahwa itu adalah Yesus". 

Pada BIMK, ungkapan menoleh diterjemahkan dengan menengok. Artinya sebelumnya Maria membelakangi Yesus, namun kemudian menengok atau menoleh atau bisa juga dipahami berpaling kepada Yesus, dan itu menjadi titik awal bagi Maria untuk mengenali peristiwa kebangkitan Yesus bahkan mengenali Yesus secara pribadi.

Dengan demikian, kisah ini mengajarkan kita untuk selalu mau berpaling kepada Yesus supaya kita diberikan pemahaman, pengertian hingga keyakinan bahwa kebangkitan Yesus adalah peristiwa yang historis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun