Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mereka Akan Menamakan-Nya Immanuel

1 Desember 2020   14:53 Diperbarui: 1 Desember 2020   21:51 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kiranya melalui itu, kita belajar untuk terus percaya dan mengandalkan Tuhan. Kiranya melalui natal ini kita betul-betul merasakan kelepasan dari Tuhan. Sehingga kita bisa terlepas dari kekuatiran, kelemahan, penyakit, hingga kelepasan dan pembebasan dari dosa. Karena dosa merupakan problem serius dalam kehidupan seluruh umat manusia.

Natal adalah momen untuk kembali mengingatkan kita tentang "kesetiaan Allah kepada janji-Nya dan kesetiaan Allah memelihara umat-Nya".

Lahirnya Yesus Kristus merupakan momen yang menunjukkan bahwa Tuhan setia kepada janji-Nya. Tuhan tidak pernah ingkar janji. Tuhan selalu mengingat kepada setiap apa yang telah disampaikan kepada umat-Nya.

Ketika semuanya seolah-olah mustahil, tidak mungkin, sulit dipercaya, maka Tuhan hadir dengan berita tentang kelahiran Yesus untuk menyatakan pemulihan dari pada-Nya. Tidak selamanya kita akan berada dalam aniaya, dalam penindasan, dalam kesengsaraan; karena Yesus yang adalah imanuel telah hadir dan lahir bagi kita.

Pemeliharaan Tuhan meliputi pemeliharaan fisik dan pemeliharaan iman. Kelahiran Yesus menjadi bukti bahwa Tuhan adalah Allah yang setia dan Allah yang terus memelihara kita secara fisik (menjauhkan dan menyembuhkan dari sakit-penyakit) dan juga memelihara iman. Di mana Tuhan tidak akan membiarkan kita kehilangan persekutuan karena telah dijaminkan dalam pribadi dan karya Anak-Nya, yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Natal adalah momen untuk menyadari bahwa kita tidak sendiri menghadapi segala persoalan tetapi Allah bersama-sama dengan kita.

Pada umumnya, manusia selalu menganggap Allah itu transenden, yakni jauh dan tidak berkaitan sama sekali dengan kehidupan manusia. Akan tetapi, anggapan ini kemudian gugur dalam peristiwa natal. Karena melalui natal, Allah yang transenden menjadi imanen atau dekat dan hadir dalam setiap kehidupan dan pergumulan manusia. Dia pun turut merasakan dan mengalami penderitaan yang kita alami.

Lahirnya Yesus Kristus menjadi sebuah berita besar dan berita penghiburan bagi kita bahwa karena Allah telah dekat dan telah hadir dalam kehidupan kita maka kita tidak seorang diri lagi menghadapi persoalan hidup kita karena Allah telah hadir dan bersama-sama dengan kita. Karena Dia adalah Allah yang imanuel.

Selamat Natal, kiranya Allah yang Imanuel itu selalu memberikan kita kekuatan dan pengharapan menjalani kehidupan di tengah-tengah pandemi covid-19 bahkan juga aniaya dan penolakan dari dunia. AP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun