Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mereka Akan Menamakan-Nya Immanuel

1 Desember 2020   14:53 Diperbarui: 1 Desember 2020   21:51 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Image: teologireformed.blogspot

Malaikat Tuhan kembali mengumandangkan ungkapan kelepasan itu pada saat memberitakan tentang kelahiran Yesus. Di mana berdasarkan ungkapan itu, jelas menunjukkan kepada kita bahwa nubuat yang dulu pernah disampaikan oleh Yesaya ternyata tergenapi dalam kelahiran Yesus. Karena Dialah Immanuel.

Pada zaman dulu, orang Yehuda yang menggunakan kata ini terutama saat mereka berada dalam masa kesesakan. Berkat pertolongan Imanuel, bangsa Yehuda berhasil lepas dan bebas dari kesesakan yang mereka rasakan. Kebebasan juga mereka rasakan karena mereka percaya akan janji Tuhan bagi orang percaya. Itulah sebabnya mengapa mereka sangat menghargai kata "Imanuel" ini.

Bahkan sekarang, kita memahami bahwa Yesus adalah Imanuel itu. Bahwa dalam kelahiran-Nya terdapat kehadiran Allah. Allah telah datang kepada umat-Nya di dalam seorang Anak. Anak yang istimewa khusus itu, yang di kemudian hari Yesaya menamakan-Nya, el-Gibor (Allah Mahakuasa). Penafsiran ini telah diperkuat oleh kenyataan, bahwa Yesaya mencoba menghindarkan orang-orang mempercayai raja Asyur. Pertolongan atas bangsa itu bukan terletak di tangan Asyur, melainkan di tangan Allah. Di dalam keadaan kritis ini Allah hadir menyertai umatNya. Allah ditemukan dalam kelahiran seorang Anak.

Nama/gelar Imanuel ini mengungkapkan sifat keilahian yang merujuk kepada keberadaan, kedekatan, dan peran aktif Yesus dalam sejarah manusia di sepanjang waktu. Perjanjian Baru cukup memberikan bukti bahwa Yesus lahir dari seorang perempuan muda yang masih perawan, yang bernama Maria. Dengan jelas Malaikat Gabriel menjelaskan bahwa Maria akan mengandung seorang Anak tanpa pembuahan atau pertemuan gen-perempuan dan gen-laki-laki.

Berbeda dengan apapun dan siapapun, kelahiran Yesus sungguh bukan kelahiran yang "muatan-Nya" berasal dari fisik dunia. Ia tidak diciptakan dari debu dan tanah seperti Adam. Juga tidak dari tulang rusuk dunia seperti Hawa. Dia tidak membawa gen-debu, gen-tulang, atau bahkan gen ibu-Nya! KelahiranNya yang dari Roh Kudus yang bukan pembuahan hasil gen-laki-laki dan perempuan. 

KelahiranNya itu merupakan peristiwa yang unik, karena Dia yang adalah Allah sendiri itu memilih cara yang begitu humble, meminjam rahim seorang perawan dan Dia lahir sebagaimana biasa seorang bayi lahir. Dari latar belakang ini Yesus disebut "Keturunan Perempuan". Yesus Kristus telah membeberkan kepada semua, dari mana Anda, saya dan Dia berasal : "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini, sebab Aku keluar dan datang dari Allah" (bdk. Yoh. 8:23-42).

Jadi, bagaimana kita memaknai Natal tahun ini dengan tema "Mereka akan menamakan-Nya Immanuel". Berikut ini minimal ada tiga hal penting yang perlu kita catat menyangkut tema ini.

Natal adalah momen hadirnya kelepasan dan pembebasan dari Tuhan.

Apakah kita perlu kelepasan dan pembebasan? Untuk konteks sekarang di tengah-tengah kondisi pandemi covid-19 maka semua manusia sangat memerlukan kelepasan. 

Sudah berbulan-bulan kita bergelut dengan pandemi ini. Pandemi ini telah menjadi ancaman serius bagi kehidupan manusia. Sudah jutaan orang yang telah terinfeksi dan ribuan di antaranya telah meninggal. Tidak hanya itu, pandemi covid-19 telah menjadi pemicu terjadinya krisis ekonomi, krisis sosial, PHK besar-besaran, hingga membuat tidak sedikit orang stress karena kehilangan pekerjaan dan kehilangan orang-orang yang mereka kasihi.

Dalam situasi ini, tentu kita ingin adanya kelepasan. Kita ingin secepatnya keluar dari situasi seperti ini. Dalam situasi seperti ini, pesan Natal menyapa kita bahwa "Allah beserta kita", "Allah akan membebaskan kita". Memang hanya Tuhan-lah satu-satunya sumber pengharapan kita, sumber kekuatan kita. Sebagai catatan, jangan sampai kita sama dengan raja Ahas, yang tidak mau percaya kepada berita kelepasan ini, sehingga lebih memilih untuk mencari pertolongan kepada Asyur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun