Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pergi dan Perbuatlah Demikian

27 Mei 2020   16:02 Diperbarui: 27 Mei 2020   21:57 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar:renunganlenterajiwa.com

Memang ada diskusi para ahli yang membela atau membenarkan sikap orang Lewi dan Imam yang tidak menolong orang yang dirampok itu. Menurut mereka, alasan orang Lewi dan Imam tidak menolongnya karena kemungkinan besar orang itu berasal dari Utara. 

Di mana dalam pandangan orang-orang di Yerusalem termasuk pandangan orang Lewi dan Imam, bahwa mereka yang berasal dari Utara tidak lagi menjalankan Hukum Taurat secara murni atau tidak ada yang baik dari Utara. Itulah sebabnya mereka tidak mau mengambil resiko dengan menolong orang tersebut. 

Sebaliknya, mengapa orang Samaria yang justru menolongnya? Oleh karena orang Samaria merasa bahwa orang itu adalah teman atau sekutunya dari Utara. Itulah sebabnya dia mau dan rela untuk mengeluarkan uangnya untuk merawat orang itu hingga sembuh.

Akan tetapi, bagi saya pendapat di atas tidaklah benar bahkan cenderung berlebihan dan lebih bersifat fantasi belaka. Oleh karena ketika Tuhan Yesus mengungkapkan kisah di atas, tujuannya adalah untuk mengajarkan tentang mengasihi sesama manusia. 

Sehingga tendensi di atas tidaklah benar dan pasti tidak tersirat dalam kisah itu. Justru dari kisah di atas sekaligus menjadi sindiran kepada Ahli Taurat itu yang cenderung memperlihatkan sikap yang sama dengan orang Lewi dan imam -- yang hanya tahu tentang Taurat namun tidak bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan praktisnya. 

Itulah sebabnya melalui kisah di atas Yesus ingin dia melihat orang Samaria yang justru memiliki kehidupan yang mengasihi sesama manusia.

Itulah sebabnya dalam ayat 37b, Yesus berkata kepadanya, "Pergilah dan Perbuatlah Demikian!" Supaya keinginannya untuk memperoleh kehidupan kekal dapat terwujud. Akan tetapi, apakah konsep ajaran dalam perikop ini lebih Arminian? Jawabnya: Tidak. Mengapa?

Memang seolah-olah perikop ini menegaskan bahwa melalui perbuatan kita dapat diselamatkan atau dengan mengasihi sesama maka kita memperoleh hidup kekal. Harus kita catat bahwa perbuatan mengasihi sesama tidak pernah otonom atau berdiri sendiri. 

Ketika kita mampu mengasihi sesama dengan benar dan tulus, maka tentu itu berangkat dari kasih kepada Tuhan. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, mengasihi sesama tidak dapat didikotomikan dari mengasihi Tuhan. Justru dasar kita mengasihi sesame adalah kasih kepada Tuhan. 

Dan kasih kepada Tuhan itu diperoleh melalui anugerah (pemberian cuma-cuma) dari Tuhan. Karena tidak ada seorang manusia yang berdosa yang mampu mengasihi Tuhan, kalau bukan Tuhan yang memampukannya untuk mengasihi Tuhan.

Untuk itu, sekarang yang harus kita lakukan adalah pergi dan melakukan apa yang orang Samaria itu telah perbuat. Supaya hidup kita memuliakan Tuhan dan kita pun memperoleh hidup yang kekal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun