Lalu Ahli Taurat itu menjawab, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (ay.27).Â
Dan Yesus pun membenarkan jawaban itu sambil memerintahkan kepadanya untuk melakukan supaya dia dapat memperoleh hidup kekal (ay.28).
Namun respons yang keliru sekali lagi ditunjukkan oleh Ahli Taurat itu dengan berusaha mencari pembenaran diri melalui perkataannya, "Dan siapakah sesamaku manusia?" (ay. 29).
Sebagai respons Tuhan Yesus terhadap jawaban Ahli Taurat tersebut, maka Dia pun mulai menceritakan kisah tentang Orang Samaria yang baik hati sebagai gambaran konkret bagi konsep mengasihi sesama manusia.
Dalam ayat 31-35, Yesus menjelaskan ada tiga figur yang diperhadapkan dengan seseorang yang telah dirampok oleh para penyamun ketika dia sedang dalam perjalanan dari Yerusalem hendak ke Yerikho.Â
Dia tidak hanya dirampok, namun dia juga dipukuli hingga hampir mati (ay.30). Orang itu perlu pertolongan. Oleh karena bukan hanya dia sudah tidak memiliki apa-apa lagi, melainkan juga karena dia sedang terluka parah dan perlu perawatan.
Lalu muncullah figur yang pertama, seorang imam. Ketika dia melihat orang itu, dia tidak menolongnya. Sebaliknya, dia justru melewatinya dari seberang jalan. Sikap ini sebenarnya tidak kita harapkan. Mengapa? Karena orang itu adalah seorang imam. Lewat lagi figur yang kedua, yakni: seorang Lewi. Akan tetapi dia pun menunjukkan sikap yang sama dengan imam, yang sebelumnya telah terlebih dahulu lewat. Dia tidak menolongnya, sebaliknya dia justru melewati dan meninggalkan orang itu.
Akan tetapi sikap yang berbeda justru diperlihatkan oleh seorang Samaria. Ketika dia melihat orang itu, maka tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.Â
Lalu dia mulai menolong orang itu dengan membalut luka-lukanya dan menyiraminya dengan minyak dan anggur, kemudian dia membawa orang itu ke penginapan untuk merawatnya -- dia menanggung segala biaya mengobatan dan perawatan orang itu hingga sembuh.
Siapakah di antara ketiga figur di atas yang menunjukkan sikap mengasihi sesama manusia? Kita pasti semua setuju bahwa orang Samaria-lah yang telah benar-benar menunjukkan belas kasihan dan mengasihi sesamanya manusia.Â
Hal itu ditandai dengan: (1) hatinya tergerak oleh belas kasihan kepada orang yang dirampok di atas; (2) dia menolong dan merawat orang itu hingga sembuh. Meskipun dia merupakan orang Samaria, akan tetapi justru dialah yang senantiasa dapat mempraktikan mengasihi sesama manusia. Hal itu berarti dia juga mengasihi Tuhan. Oleh karena mengasihi sesama manusia berangkat dari kasih kepada Tuhan.