Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cinta Lebih Kuat daripada Maut

28 Maret 2020   21:39 Diperbarui: 28 Maret 2020   21:51 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari: rec.or.id

Dalam kitab Kidung Agung 8 : 5-7, meski masih bernuansa hubungan pasangan kekasih, namun penekannya lebih pada kekuatan cinta itu, kita dapat menggambarkan sinta Tuhan itu. Cinta si gadis digambarkan kekuatanya seperti kekuatan maut. 

Di mana cinta itu takkan dapat hilang dengan berbagai halangan atau rintangan yang ada. Bahkan kekuatan yang dasyatpun takkan dapat memadamkan dan menghanyutkan cinta si gadis kepada si pemuda. 

Hal itu sejalan dengan kekuatan maut yang takkan pernah pudar. Maut pasti akan datang menghampiri setiap manusia kemanapun ia menghindar dan bersembunyi. Tidak ada kekuatan apapun yang dapat mencegah datangnya maut.

Cinta itu akan terus ada meski yang dicintai sudah merasa tidak mencintai lagi. Kekuatan cinta itu akan terus ada dan ada, takkan pernah hilang. Sampai kapanpun kekuatan cinta itu akan terus berkobar seperti nyala apa yang dasyat. 

Kekuatan itu itu akan terus bertahan sekakuat maut. Kekuatan maut tidak dapat ditandingi dan tidak akan pernah hilang sampai kapanpun, terus dan akan terus ada. Takkan ada kekuatan apapun yang dapat menghalangi maut. Ia akan terus mengejar kemanapun manusia pergi. Apakah cinta Tuhan kepada gereja-Nya dapat digambarkan seperti ini?

Ya, kekuatan cinta Tuhan seperti kekuatan maut; cinta lebih kuat dari pada maut itulah gambaran cinta Tuhan. Bahwasanya cinta Tuhan kepada gereja-Nya tidak akan pernah ada kesudahannya. 

Kekuatan cinta Tuhan tidak akan pernah padam dan hanyut dengan kekuatan apapun yang ada. Takkan pernah ada kekuatan yang dapat menandingi kekuatan cinta Tuhan kepada manusia. Ia akan terus dan terus mencintai manusia meski manusia terkadang berusaha menjauh dari cinta itu.

Cinta Tuhan tidak pernah menuntut balasan. Tuhan sungguh tulus mencintai manusia. Si gadis masih menginginkan sesuatu dari si pemuda, tetapi Tuhan tidak pernah menuntut apapun dari gereja-Nya. 

Tuhan senantiasa ingin menyandarkan kepala-Nya di pundak gereja-Nya, namun gereja kerapkali menolaknya. Manusia dengan angkuh ingin menjauh dari cinta Tuhan itu. 

Di lain pihak, Tuhan terus dan terus mencintai manusia. Kekuatan cinta Tuhan sungguh dasyat. Kekuatanya terus melekat dan takkan penah bisa dipudarkan seperti maut yang telah melekat dalam diri setiap manusia.

Cinta itu bukan sekadar permainan tetapi cinta adalah sebuah komitmen. Cinta sejati tidak pernah menuntut balas, tapi cinta sejati itu rela untuk berkorban. Cinta itu akan terus ada dan ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun