Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cinta Lebih Kuat daripada Maut

28 Maret 2020   21:39 Diperbarui: 28 Maret 2020   21:51 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari: rec.or.id

Kehidupan suami istri yang dibalut dengan cinta pastilah akan selalu merindukan dan membutuhkan untuk bersama. Kebersamaan merupakan waktu-waktu yang sangat penting yang sangat diperlukan oleh sepasang kekasih atau suami istri. Konteks ayat 5 ini harus dipahami bahwa sekarang si gadis sudah benar-benar berada di rumahnya. 

Sanak-familinya melihat si gadis ini datang sambil bergandengan tangan dengan sang kekasihnya. Dan kemudian sang kekasih menceritakan bagaimana mereka bercumbu-cumbuan di bawah pohon apel di taman desa, kampong halamannya. Semuanya itu terjadi karena adanya cinta di antara mereka.

Kedua, suami-istri (cinta) harus saling memiliki dan saling mencintai (ay.6). Meterai merupakan sebuah lukisan atau kiasan yang dipakai seperti kalungnya, jadi tentunya itu sangat dekat dengan jantung atau hatinya. Atau sebuah gelang tangan, dan yang merupakan lambang dari sebuah benda yang sangat dicintai. 

Dengan demikian, sebenarnya itu hendak menegaskan bahwa sang kekasih diminta untuk memiliki di gadis bagi diri sendiri (hati) dan secara terbuka (lengan).

Cinta kuat seperti maut memiliki arti bahwa cinta tidak dapat dilawan seperti maut. Siapakah yang dapat melawan kekuasaan cinta sejati? Kekuatannya mengalahkan segala hal. Tentunya hal ini pun mengarah kepada kasih Kristus. Tetapi cinta jangan dibohongi sebab cemburu adalah penyerta cinta dan kegairahan gigih seperti dunia orang mati. Cinta dan cemburu menang atas segala hal. Ketika Tuhan memposisikan kita sebagai "mempelai perempuan"-nya maka Tuhan pun cemburu ketika kita menduakan Dia dengan berpaling atau terpikat kepada berhala-berhala dunia ini yang membuat kita tidak lagi mencintai Tuhan dan Firman-Nya.

Ketiga, suami-istri (cinta) harus bertahan dalam berbagai situasi (ay.7). Gambaran yang dikemukakan dalam ayat 5-6, kemudian diteruskan dalam ayat 7 dengan cara yang paling dalam tentang cinta dalam keseluruhan Kitab Kidung Agung. 

Apabila cinta sejati sudah bergelorah, maka apa pun tidak akan dapat merusaknya. Demikian pula kasih Kristus yang merupakan mempelai laki-laki dari gereja tidak dapat dipadamkan atau dikalahkan oleh dosa, Iblis, hingga setiap masalah dan problem hidup yang kita hadapi di dalam dunia ini. Selain itu, cinta sejati juga tidak dapat dibeli.

Cinta sepasang kekasih atau sepasang suami-istri, tidak dapat dikalahkan atau dipadamkan oleh situasi yang sulit serta tidak dapat diperjual-belikan. Itulah cinta sejati, cinta yang lebih kuat dari pada maut -- ini sekaligus merefleksikan cinta Tuhan kepada gereja-Nya.

Cinta Tuhan tidak akan pernah tergambarkan secara pasti seperti apa dan seberapa dalam cinta Tuhan itu kepada gereja-Nya. Gambaran cinta Tuhan kepada manusia memang kerap kali digambarkan seperti gambaran seperti cinta sepasang suami istri yang tidak terpisahkan. Gambaran itu kerapkali dianggap gambaran yang cukup ideal dan memang benar itu adanya. 

Secara teori, cinta suami istri tidak akan terpisahkan dan terpadamkan sampai kapanpun. Cinta itu akan terus ada sampai kapanpun. Seberapa pun besar hambatan yang ada, cinta itu akan terus ada. Namun demikian, gambaran itu makin hari makin pudar. Hal itu terjadi seiring dengan kenyataan hidup yang ada saat ini. 

Di mana cinta suami istri kerap kali pudar begitu saja hanya karena permasalahan ekonomi atau sosial. Cinta direduksi dalam hal-hal maerial atau hal-hal yang bersifat duniawi. Kesucian cinta perlahan mulai terkikis. Lalu gambaran apa yang cukup ideal untuk menggambarkan cinta Tuhan kepada gereja-Nya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun