Mohon tunggu...
Adi Kurniawan Ritonga
Adi Kurniawan Ritonga Mohon Tunggu... Penulis - Digital Marketer

Menulis untuk perubahan dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Simpang Masa Depan

1 Maret 2015   00:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:20 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau begitu tau bagaimana aku menikmati kesendirian

Lebih baik bagiku tetap termangu di depan senja sembari diteriaki ombak pantai

Aku melupakan apapun yang ada kaitannya dengan kata "kita"

Memutar selirik lagu yang syairnya menusuk hingga meneteskan air mata

Itulah kerjaku

.

Entah angin apa yang membawamu hingga kesini, ke tempat dimana aku biasa termangu. Pikiranku yang sudah mulai tertata dengan mimpi masa depan harus rusak lagi dengan hadirnya siluetmu. Aku dan kau sudah menapaki jalan yang berbeda, tapi entah mengapa kita berjumpa di persimpangan.

.

Sebenarnya aku tidak berharap berpapasan denganmu. Di simpang masa depan yang menurutku sudah asing akan kau. Dan cerobohnya aku, disana aku tetap melempar senyum. Bahkan tulus. Setulus tangkai melepas daun.

.

Aku bukanlah orang yang baik untuk kau cintai. Tapi setidaknya aku masih membutuhkan cinta. Itu sebabnya aku dahulu tetap bertahan dengan kesakitan yang mengobrak perasaan. Ternyata tidak lama, aku gagal.

.

Aku sudah pulih sekarang. Kebiasaanku adalah melupakan setiap detik yang dahulu kita katakan keindahan, karena kedekatan semasing kita. Kesibukanku adalah mencari sesuatu yang merusak memori masa lalu. Entah kadang aku duduk menghirup kesejukan pagi, atau bahkan aku sibuk membesarkan hati. Paling tidak aku tidak lagi sibuk menangisi kebodohan akan kau.

.

Kesesalanku ternyata tidak lagi menjadi makna. Kau sekarang juga memiliki kesibukan yang sama denganku, tapi akibat hati yang lain. Mungkin itu sebabnya kita bertemu disini, di simpang masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun