Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Mujizat Kesembuhan: Disebuhkan Dari Pembengkakan Hati"

25 Agustus 2022   13:34 Diperbarui: 26 Agustus 2022   10:33 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tarutung, 25 Agustus 2022. 

Oleh: Adi Suhenra Sigiro.

Tulisan ini adalah kesaksian saya atas kesembuhan yang Tuhan kerjakan dalam hidup ayah saya, di mana ayah saya dijamah dan disembuhkan Tuhan dari sakit pembengkakan hati. Berikut kisahnya:

Minggu pertama bulan Maret 2020, kondisi ayah kami sangat drop. Waktu itu dengan sigap seluruh keluarga yang dikampung halaman membawa berobat ke RSU. Hadrianus Sinaga di Pangururan. Setelah berobat kondisi ayahku mulai membaik.

Namun, pada pertengahan bulan Maret 2020, kondisi ayahku kembali drop. Saat itu, semua keluarga yang dikampung kembali langsung sigap untuk membawa periksa ke RSU. Hadrianus di Pangururan. Setelah di cek, ternyata ayah kami mengalami "Pembengkakan Hati".

Setelah diperiksa, dokter memberi resep obat. Namun, ternyata salah satu obat yang diresep dokter tidak ada di RSU. Hadrianus tersebut.

Padahal menurut dokter, obat yang tidak ada itu merupakam salah satu obat inti untuk kesembuhan ayah kami. Kami semua anak-anaknya bergerak, mencari di berbagai apotik besar dan bertanya kepada sahabat dan kenalan baik yang ada di Jakarta, Bandung dan Medan.

Namun ternyata obatnya tetap tidak ada. Nama obatnya waktu itu, "Paromicin". Informasi dari petugas  apotek yang kami temui mengatakan obat itu tidak ada lagi, sudah habis dan tidak diproduksi lagi.

Kami semua sekeluarga sudah sangat cemas, karena obatnya tidak ada. Kami sekeluarga mulai saling menguatkan dan mempercayakan kesembuhan ayah kami kepada Tuhan.

Kami mulai saling mempercakapkan dan mempercayai bahwa: Tuhanlah Yesuslah segalanya dan sumber kesembuhan ayah kami. Tetapi seiring berjalan waktu, kondisi ayah kami makin drop, ayah kami sama sekali tidak bisa berkomunikasi lagi.

Selain itu, Ayah kami juga sudah mulai tidak mengenal kami anak-anaknya. Satu persatu kita mulai sedih, menangis, meratap karena kondisi ayah kami yang semakin drop.

Satu sama lain kami anaknya mulai mengatakan dan menguatkan: kalau Tuhan berkendak harus memanggil ayah kami kepangkuan-Nya, biarlah kehendak-Nya yang terjadi.
Kami semua benar-benar sudah berserah kepada Tuhan.

Saudara perempuanku yang tinggal di kampung dan saudara perempuan saya yang lainnya yang pulang dari Barus dan Siborong-borong menyaksikan betapa ayah kami sangat menderita, bahkan kondisinya hari lepas hari semakin drop dan seolah-olah tidak ada lagi harapan untuk sembuh dan pulih. Ayahku terus merasakan bahwa dibagian hatinya seperti terus mengalami tekanan dan seperti ada yang menusuk ulu hatinya.

Di tengah-tengah penderitaan ayahku yang semakin berat, kami anak-anak orangtuaku yang ada diperantauan, yakni di Bandung dan Jakarta, merencanakan untuk berkumpul bersama di kampung.

Namun apa daya, sebenarnya kami semua memiliki niat dan tekad yang bulat untuk pulang kampung, untuk berkumpul bersama dengan ibu dan ayah kami yang sudah makin drop.

Namun lagi-lagi karena pada waktu itu kondisi wabah penyebaran Corona yang semakin meluas dan karena larangan pemerintah untuk tidak berkumpul, maka pada waktu itu, dengan pikiran yang tenang kami membatalkan niat kami untuk pulang dari perantauan.

Pada saat membatalkan untuk pulang kampung ini lah, saya menemukan nats Alkitab dalam Rom. 10:11 yang berbunyi: "Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia (Tuhan Yesus), tidak akan dipermalukan/dikecewakan." Saat itu, saya mengajak semua saudara-sauadaraku untuk tetap  memiliki pengarapan dan iman kami dikuatkan bahwa Tuhan Yesus pasti sembuhkan ayah kami.

Kami semua saling menguatkan, bahwa Tuhan Yesus tahu segala kondisi, keterbatasan kami serta situasi yang terjadi. Karena itu, Tuhan Yesus pasti tidak akan mempermalukan dan mengecewakan. Saat itu, kami semua sekeluarga lebih sungguh-sungguh lagi berdoa kepada Tuhan Yesus minta kehadiran-Nya menyembuhkan ayah kami.

Saya sendiri mulai menelfon dan mempercakapkan firman Tuhan dengan semua keluarga yang dikampung dan saya minta supaya ketika firman Tuhan kami bicarakan volume Hand Phone diperbesar supaya ayah kami bisa tetap mendengar firman Tuhan. Kami semua meminta dukungan doa dari keluarga rohani yang di gereja, sahabat dan kenalan yang ada supaya mereka mendukung dalam doa untuk kesembuhan ayah kami

Tuhan memberi hikmat bagi keluarga yang dikampung, ayah kami terus diberi buah yang manis, serta temulawak. Perlahan-lahan Tuhan mendengar dan menjawab doa kami. Keadaan ayah kami mulai membaik dan mulai ada perkembangan. Tanda-tanda kesembuhan mulai nampak dalam tubuh ayah kami.

Namun, pada minggu ke pertama bulan April 2020, ayah kami drop kembali. Bagian perut ayah kami menggembung dan mengeras. Kami semua kembali kwatir.

Namun, dengan sigap keluarga yang dikampung membawa ayah kami untuk kembali lagi periksa ke RSU. Hadrianus Sinaga di Pangururan. Setelah dicek, dokter berkata bahwa bagian hati yang membengkak telah sembuh total. Ayah kami drop karena pengaruh obat dan temulawak yang sudah banyak dikonsumsi.

Sementara bagian perut menggembung dan mengeras karena air seni yang menumpuk selama satu minggu di dalam perut tepatnya di kantong air seni. Dengan peralatan, dokter mengeluarkan air seni ayah kami dan perutnya kembali normal.

Sambil kami bawa dalam doa, saudara yang ada dikampung, terus memberi buah yang manis dan temulawak kepada ayah kami. Akhirnya, mujiazat Tuhan pun terjadi. Ayah kami perlahan-lahan sudah mulai bisa berbicara dan mengenal kami anak-anaknya satu persatu. Akhirnya, tiap hari kami mendokan dan memberi semangat kepada ayah kami supaya, ayah kami benar-benar pulih.

Puji Tuhan, sudah lebih dari dua tahun  ayah kami benar-benar pulih dan sembuh total. Semua kondisi tubuh ayahku telah dipulihkan Tuhan. Bahkan ayahku sudah tidak betah lagi di rumah beristirahat, ayahku selalu pergi ke ladang beraktifitas dan ayahku mengatakan bahwa dirinya harus tetap pergi ke ladang supaya tetap sehat.

Namun, kami anak-anaknya tetap memberikan masukan kepada ayah kami supaya jangan terlalu dipaksakan. Ke ladang sekedarnya saja supaya tetap bisa berkeringat.

Tuhan Yesus benar-benar Allah yang hidup yang telah memberikan keselamatan dan kesembuhan yang sempurna kepada ayah saya. Ditengah-tengah keadaan yang sekarang di mana wabah virus  masih merajalela,  Dia tidak mempermalukan ataupun mengecewakan.

Sekarang, kami semua anak-anak dari orangtuaku bisa teratwa ria, penuh kebahagiaan dan sukacita kalau berkomunikasi lewat telefon dengan ayah kami.

Kami semua bangga punya ayah dan ibu yang luar biasa, terlebih kami bangga dan mengucap syukur kepada Tuhan Yesus yang telah menyembuhkan dan memulihkan secara sempurna tubuh ayahku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun