Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Pelayanan Tahun 2015 di Tumbang Bemban

23 Agustus 2022   15:41 Diperbarui: 23 Agustus 2022   15:47 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Perjalanannya begitu menantang, dengan melewati aliran arus air sungai yang lumayan deras serta taksi air, saya pun akhirnya tiba di desa Tumbang Bemban. 

Desa Tumbang Bemban adalah desa yang mayoritas penduduknya memeluk kepercayaan Hindu Kharingan. Menyembah roh-roh penguasa setempat dan memberikan sesajen, itulah yang mereka lakukan. 

Sehingga tidak mengherankan tiga hari setelah berada di desa tersebut saya merasakan sepertinya ada kuasa-kuasa yang mengganggu. Saya menyadari hal tersebut adalah pekerjaan Iblis. 

Oleh karena itu, saya mengambil keputusan untuk melakukan doa peperangan secara pribadi. Puji Tuhan, saya mulai memiliki keberanian dan kenyamanan untuk tinggal dan melayani di Tumbang Bemban.

Selama pelayanan di desa, Tuhan mengijinkan saya untuk mengalami mujizat-Nya. Pada suatu kali seorang Ibu mengalami pendarahan selama 3 hari. Ibu sedang mengandung. Dan seluruh keluarganya masih memeluk keyakinan Hindu Kharingan. 

Saat kami mendoakan ibu tersebut, kami menantang seisi keluarga untuk percaya kepada Tuhan Yesus bahwa Tuhan Yesus adalah satu-satunya Juruselamat dan Dia sanggup untuk melakukan mujizat kesembuhan. 

Bersyukur seluruh isi keluarga tersebut berkata bahwa mereka percaya kepada Yesus, tetapi sebelum lebih jauh kami mendoakan ibu tersebut, kami meminta ibu itu melakukan pengakuan dosa, karena seseorang bisa saja mengalami penderitaan karena melakukan dosa. 

Ibu itu mengungkapkan bahwa ia telah melakukan hal-hal seperti minum obat berlebihan untuk menggugurkan kandungannya, ia juga terus mengucapkan kata-kata kutuk untuk anak yang dikandungannya tersebut. 

Dengan menangis ibu tersebut minta ampun di hadapan Tuhan Yesus, kamipun mendukung dalam doa untuk ibu tersebut, dan percaya kehendak Tuhan adalah yang terbaik. 

Akhirnya tiga puluh menit setelah kami doakan, bayi dalam kandungan ibu tersebut keluar dari kandungannya tetapi bayi tersebut telah meninggal dunia namun pendarahan yang dialami ibu tersebut berhenti secara total. Kita harus menyadari bahwa setiap tindakan dosa pasti ada resikonya.

Dalam setiap kesempatan saya gunakan untuk memberitakan Injil. Suatu ketika seorang jemaat Tuhan, mengajak saya untuk ikut merayakan pesta pernikahan anaknya. 

Atas seijin Pak Daud, gembala tempat saya melayani, saya pun diijinkan ikut. Nama tempat desanya adalah Tumbang Malawan. Di desa ini hanya satu orang yang percaya kepada Yesus, dan selebihnya beragama Hindu Kharingan. 

Di tempat yang sama, saya juga menginjili seseorang menurut warga setempat sudah “gila”. Dan warga setempat melarang saya untuk berbicara dengan orang tersebut, karena bisa mengganggu saya. 

Saya mendekati seorang bapak, dan bertanya banyak hal kepadanya. Lalu bapak tersebut menceritakan bahwa banyak saudara-saudaranya yang meninggal tiba-tiba, sehingga dia gagal untuk sekolah karena tidak ada yang membiayai. 

Saya mengambil kesimpulan bahwa bapak tersebut sebenarnya frustasi/stress. Selanjutnya saya menceritakan Yesus kepada bapak tersebut. Saya katakan bahwa Yesus sanggup menyembuhkan, memulihkan kehidupan seseorang yang terluka bahkan lebih dari pada itu memberikan keselamatan kekal. Tapi entah kenapa ketika saya menceritakan Yesus, bapak tersebut mulai merasa tidak tenang dan berusaha untuk pergi. 

Saya hanya memegang prinsip, Injil yang sudah didengar oleh siapapun termasuk bapak itu, tidak pernah kembali dengan sia-sia tetapi akan bekerja dengan sempurna pada waktu-Nya.

Salah satu hal yang paling memprihatinkan bagi saya selama pelayanan di Tumbang Bemban adalah pendidikan, di mana kualitas pendidikan masih sangat rendah. Untuk berhitung matematika dasar, contoh menjumlah, mengali, membagi pun tidak mampu dikuasai oleh anak kelas 3 SMP. 

Jadi saya mengajak anak-anak sekolah yang ada di desa tersebut, khususnya anak-anak sekolah minggu, untuk belajar bersama Matematika dan pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). 

Saya melihat pada awalnya anak-anak sangat antusias untuk belajar. Kelemahan saya pada waktu itu adalah ketidak tersedianya bahan pelajaran atau buku bacaan untuk diajarkan kepada mereka. Jadi saya hanya mengajarkan pengetahuan yang masih kuat tersimpan di dalam ingatan saya, ketika saya belajar dari SD sampai dengan SMA.

Saya mencoba menjelaskan bagaimana terbentuknya bumi yang menurut ilmu pengetahuan terbentuk karena hukum alam, yakni akibat ledakan tertentu. 

Oleh karena itu anak-anak harus diberikan dasar yang benar tentang penciptaan. Pada waktu mempelajari ini yang hadir bukan saja hanya anak-anak sekolah minggu tetapi juga anak-anak warga desa Tumbang Bemban yang masih beragama Hindu Kharingan.

Saya pun menjelaskan, bahwa bumi ada karena ada yang membuatnya, yaitu Tuhan melalui perkataan-Nya, dan bukan hanya bumi tetapi juga seluruh isinya termasuk manusia, dan Tuhan yang menciptakan itu hanya dapat kita kenal melalui percaya kepada Yesus. 

Mereka semua mengangguk, ada yang tersenyum ada yang serius menyimaknya. Jadi saya bisa pastikan, bahwa seluruh anak-anak yang hadir meskipun mereka beragama Hindu Kharingan, mereka sudah tahu bahwa yang menjadikan langit dan bumi dan seluruh isinya adalah Tuhan yang hanya dapat dikenal melalui Yesus Krisus. Namun, mereka perlu diyakinkan lebih lagi hingga yakin dengan pasti bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat yang hidup.

Inilah seputar pelayanan yang Tuhan percayakan bagi saya. Dan tepat pada tanggal 29 Juni 2015 dengan berat hati saya harus meninggalkan desa Tumbang Bemban dan kembali ke Bandung untuk melanjutkan perkuliahan. 

Ucapan terima kasih saya bagi GBI Pasirkoja (Bapak Pdt. Jantje Haans ) yang telah memberi saya pelayanan di desa Tumbang Bemban Kalimantan Barat. Cat: Kisah pelayanan ini juga sudah saya bagikan di GBI Pasirkoja 39 Bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun