Atas seijin Pak Daud, gembala tempat saya melayani, saya pun diijinkan ikut. Nama tempat desanya adalah Tumbang Malawan. Di desa ini hanya satu orang yang percaya kepada Yesus, dan selebihnya beragama Hindu Kharingan.
Di tempat yang sama, saya juga menginjili seseorang menurut warga setempat sudah “gila”. Dan warga setempat melarang saya untuk berbicara dengan orang tersebut, karena bisa mengganggu saya.
Saya mendekati seorang bapak, dan bertanya banyak hal kepadanya. Lalu bapak tersebut menceritakan bahwa banyak saudara-saudaranya yang meninggal tiba-tiba, sehingga dia gagal untuk sekolah karena tidak ada yang membiayai.
Saya mengambil kesimpulan bahwa bapak tersebut sebenarnya frustasi/stress. Selanjutnya saya menceritakan Yesus kepada bapak tersebut. Saya katakan bahwa Yesus sanggup menyembuhkan, memulihkan kehidupan seseorang yang terluka bahkan lebih dari pada itu memberikan keselamatan kekal. Tapi entah kenapa ketika saya menceritakan Yesus, bapak tersebut mulai merasa tidak tenang dan berusaha untuk pergi.
Saya hanya memegang prinsip, Injil yang sudah didengar oleh siapapun termasuk bapak itu, tidak pernah kembali dengan sia-sia tetapi akan bekerja dengan sempurna pada waktu-Nya.
Salah satu hal yang paling memprihatinkan bagi saya selama pelayanan di Tumbang Bemban adalah pendidikan, di mana kualitas pendidikan masih sangat rendah. Untuk berhitung matematika dasar, contoh menjumlah, mengali, membagi pun tidak mampu dikuasai oleh anak kelas 3 SMP.
Jadi saya mengajak anak-anak sekolah yang ada di desa tersebut, khususnya anak-anak sekolah minggu, untuk belajar bersama Matematika dan pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).
Saya melihat pada awalnya anak-anak sangat antusias untuk belajar. Kelemahan saya pada waktu itu adalah ketidak tersedianya bahan pelajaran atau buku bacaan untuk diajarkan kepada mereka. Jadi saya hanya mengajarkan pengetahuan yang masih kuat tersimpan di dalam ingatan saya, ketika saya belajar dari SD sampai dengan SMA.
Saya mencoba menjelaskan bagaimana terbentuknya bumi yang menurut ilmu pengetahuan terbentuk karena hukum alam, yakni akibat ledakan tertentu.
Oleh karena itu anak-anak harus diberikan dasar yang benar tentang penciptaan. Pada waktu mempelajari ini yang hadir bukan saja hanya anak-anak sekolah minggu tetapi juga anak-anak warga desa Tumbang Bemban yang masih beragama Hindu Kharingan.
Saya pun menjelaskan, bahwa bumi ada karena ada yang membuatnya, yaitu Tuhan melalui perkataan-Nya, dan bukan hanya bumi tetapi juga seluruh isinya termasuk manusia, dan Tuhan yang menciptakan itu hanya dapat kita kenal melalui percaya kepada Yesus.