Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

4 Prinsip Hidup Untuk Berhasil

13 Mei 2022   08:57 Diperbarui: 27 Mei 2022   09:09 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan menjaga integritas, Yusuf mendapat perkenanan dari Tuhan. Dengan perkenan dari Tuhan, Yusuf mampu melewati setiap proses dan tantangan yang dialaminya sampai Tuhan mengangkatnya menjadi pemimimpin di Mesir. Sahabat Pembaca, demikian juga dengan kita orang percaya, kita harus hidup menjaga integritas, dengan menjaga kesucian dan kekudusan hidup, tidak kompromi dengan dosa dan kejahatan. 

Dengan cara hidup yang demikian, maka Sahabat Pembaca akan mendapat perkenanan dari Tuhan. Perkenan dari Tuhan akan menolong dan memampukan kita untuk melewati proses dan tantangan hidup yang kita alami sampai Tuhan mengarunikan keberhasilan dan rencana-Nya dalam hidup kita.

Tiga, bertanggung Jawab. Sahabat Pembaca, saat melakukan tugasnya, Yusuf selalu melaksanakannya dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab sehingga dia diangkat menjadi kepala rumah tangga dan kepala di penjara, bahkan menjadi orang kedua yang berkuasa atas Mesir. 

Dengan demikian, keberhasilan hidup pun akan kita terima manakala kita mengerjakan tugas dan pekerjaan kita dengan penuh tanggung jawab. Sika kita mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan sepuh hati tepat pada waktunya Tuhan akan memberi promosi dalam hidup kita.

Empat, berpikir positif. Sahabat Pembaca, sebelum Tuhan mengaruniakan keberhasilan bagi Yusuf, yakni menjadi pemimpin dan penguasa di tanah Mesir, Yusuf terlebih dahulu melewati proses hidup yang sangat panjang dan pahit. 

Saudara-saudaranya yang semestinya mendukung dan melindunginya, ternyata merencanakan yang jahat bagi Yusuf karena mereka cemburu dan iri hati setelah Yusuf menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya. Saudara-saudaranya awalnya berencannya membunuh Yusuf, karena itulah Yusuf dimasukkan ke dalam sumur. Namun, rencana tersebut berubah dan mereka menjual Yusuf kepada orang Ismael untuk mendapatkan uang sebesar 20 syikal perak. 

Kemudian di Mesir orang Ismael kembali menjual Yusuf kepada Potifar, pegawai pengawal Firaun (Kej. 37:28-36). Jadi selama hidupnya Yusuf telah dua kali diperjualbelikan, layaknya barang-barang yang dujual di pasaran. Namun, dalam Alkitab tidak ada kalimat yang keluar dari mulut Yusuf berupa keluhan, kekecewaan dan menyalahkan siapapun. Dia mengikuti seluruh proses yang sedang dialaminya dengan sabar sampai Tuhan mengangkat Yusuf menjadi pemimpin di tanah Mesir. 

Ketika Yakub, ayah mereka meninggal, saudara-saudara Yusuf mulai ketakutan dan menduga kalau Yusuf akan balas dendam atas perbuatan saudara-saudaranya. Namun dalam sebuah pertemuan dengan saudara-saudaranya, Yusuf berkata kepada saudara-saudara: "Memang kamu telah merekarekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar." (Kej. 50:20). 

Sahabat Pembaca, selain mengampuni saudara-saudaranya, ternyata Yusuf juga mampu berpikir postif atas perlakukan saudaranya dan akan proses hidup yang pahit yang ia lalui. Yusuf menyadari justru semua proses yang dialami adalah cara Tuhan untuk membuat Yusuf berhasil dan menjadi pemimpin di tanah Mesir. 

Melalui kedudukannya di tanah Mesir, Yusuf telah memelihara bangsa Mesir, termasuk bangsanya yang mengalami dampak bahaya kelaparan. Sebagai orang percaya, tentu kita juga harus belajar berpikir positif atas perlakukan orang disekitar kita yang mungkin kurang menyenangkan atau bahkan telah menyakiti kita. Kita juga harus berpikir positif atas tantangan dan badai hidup yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita. Jangan gampang mengeluh, bersungut-sungut, menyalahkan dan menghakimi orang lain. Jangan gampang putus asa. 

Sahabat Pembaca, kita harus meyakini bahwa proses yang Tuhan ijinkan adalah batu loncatan untuk meraih keberhasilan dan rencana Tuhan dalam hidup kita. Ingat, dalam segala situasi yang sulit dan sukar, selagi kita menghadapinya dengan sabar, mengasihi Tuhan, dan tetap menyadari status kita sebagai anak-anak Tuhan, maka semua yang Tuhan ijinkan terjadi semata-mata untuk mendatangkan kebaikan hidup kita (Rom. 8:28). Karena itu, tetaplah belajar berpikir postif atas apapun yang terjadi sampai keberhasilan dan rencana Tuhan terjadi dalam hidup kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun