Selanjutnya, kami meminta seorang security yang berjaga di dekat pintu keluar kantin (atau semacam pujasera) untuk memilih salah satu dari empat lintingan kertas tersebut.
Bak seorang pembaca nominator Piala Oscar, security mengumumkan hasil undian. Ternyata semesta berpihak pada Bopet Mini.
Syifa sebagai orang yang memiliki otoritas atas akomodasi dan logistik tim, segera memesan Grab Car melalui aplikasi online dengan tujuan Bopet Mini. Tak perlu menunggu lama, driver yang akan mengangkut kami pun tiba.Â
Dengan kondisi kaki yang agak sakit dan tubuh yang sedikit demam <---lebay dikit biar ada efek dramatis yang menggugah simpati pembaca saya mengikuti Aris, Syifa, dan Silmi masuk ke dalam mobil. Driver menyapa kami dengan ramah "Selamat siang, Mas dan Mbak, tujuannya benar ke Bopet Mini, ya."
Mobil perlahan mulai melaju. Jakarta cukup terik dan kemacetan tampak terjadi di beberapa titik jalan yang saya tidak hafal nama-nama jalan tersebut. Perjalanan dari kantor pusat menuju Bopet Mini ditempuh dalam waktu kurang lebih 20 menit.
Kerupuk warna merah adalah kondimen khas seperti yang selalu bisa ditemui apabila berpelesir di sepanjang jalur Sumatera Barat. Kami memesan makan ke salah satu penjaga booth kudapan tradisional tersebut. Olehnya kami diarahkan untuk menuju lantai dua.Â
Ketika melalui tangga yang berada di lorong lantai satu saya berpapasan dengan seorang laki-laki yang sepertinya baru selesai makan. Tiba-tiba, dia dengan setengah berteriak sambil menunjuk-nunjuk ke muka saya, berkata : "Di atas sudah penuh, Mas! Tidak ada lagi tempat bagi pendosa seperti anda!" Saya terkejut bukan kepalang. Nih, bocah ngapa, yak? batin saya penuh keheranan.
Aris, Syifa, dan Silmi yang sudah berjalan duluan spontan menengok ke sumber keributan "Ada apa, Mas?" tanya mereka secara hampir bersamaan. Saya hanya menjawab dengan menunjukkan gestur it's, ok, gak ada apa-apa sambil memberikan kedipan mata khas, layaknya jagoan di film Amerika yang berhasil menuntaskan masalah, MacGyver, misalnya.
Saya menjatuhkan pilihan lauk gulai ikan tongkol, sayur daun ubi, dan sayur rebung. Es teh manis menjadi penawar dari pedas yang menghajar lidah. Harga yang dibayar cukup standar. Dalam artian tidak terlalu mahal dan juga tidak terlalu murah. Sangat sesuai dengan citarasa yang dihadirkan.