Mohon tunggu...
Adi Ankafia
Adi Ankafia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Freelancer

Euphemia Puspa Tanaya Jasmine

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Wiro (Kurang) Sableng

8 September 2018   14:03 Diperbarui: 10 September 2018   07:31 3206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : entertaintment.kompas.com

Masa hibernasi Wiro Sableng yang cukup lama menimbulkan kegelisahan sekaligus keprihatinan bagi saya. Belakangan film-film Indonesia sudah berkembang dengan sangat baik. Ada banyak genre yang ditawarkan dan layak tonton. Meski tidak sedikit pula film-film yang menyisipkan horror mesum, namun sudah semakin berkurang seiring tingkat kesadaran para penikmat film tanah air akan kebutuhan pada film-film yang berkualitas.

Jauh sebelum Wiro Sableng generasi milenial keluar dari pertapaannya, saya pernah mengangankan bahwa salah satu aktor yang (kira-kira) bakal pantas memerankan Wiro Sableng adalah Vino G. Bastian. 

Hal yang mendasari perkiraan saya tersebut adalah, Vino G. Bastian merupakan anak dari pencipta tokoh Wiro Sableng, Bastian Tito. Ini bukan perkara nepotisme, tapi, seharusnya Vino G. Bastian sudah akrab dengan "sosok" Wiro Sableng sejak kecil. Saya berasumsi dalam keseharian, Vino G. Bastian secara tidak kasat mata sangat lekat dengan kepribadian Wiro Sableng. 

Secara imaginer, Wiro Sableng menjadi semacam sisi lain Vino G. Bastian. Atau, jangan-jangan, Wiro Sableng adalah bayang-bayang Vino G. Bastian yang sudah menempel dan mengikuti sejak kelahirannya di dunia? Atau, jika ingin lebih ekstrim lagi, bisa jadi Wiro Sableng adalah perwujudan sifat yang diluar akal manusia, sudah ditiupkan ke dalam ruh Vino G. Bastian sejak dalam kandungan. Ingat, gagasan Bastian Tito menciptakan tokoh Wiro Sableng sudah ada jauh sebelum tahun 1970-an. Mungkin sejak beliau masih remaja saat sedang gila-gilanya pada kisah-kisah pendekar dari Tiongkok, buku pertama Wiro Sableng published tahun 1970, dan Vino G. Bastian lahir di tahun 80-an. Dengan kata lain, Vino G. Bastian sebagai Wiro Sableng sudah terverifikasi: Hijau. Tinggal bagaimana orang-orang dibalik layar yang terlibat, seperti produser, sutradara, dan penulis naskah menangkap potensinya lalu mengemas dan membawa arah (visi dan misi) ceritanya.

Sumber Gambar : goodreads.com
Sumber Gambar : goodreads.com
Namun, sayangnya, saat Wiro Sableng akhirnya benar-benar difilmkan kembali ke layar lebar dengan Vino G. Bastian sebagai pemerannya, ekspektasi saya ibarat peribahasa jauh panggang dari api. 

Sekalipun digandeng oleh rumah produksi Lifelike Pictures, Fox International Productions yang merupakan anak perusahaan distributor film kelas bonafide, 20th Century Fox. Secara keseluruhan Wiro Sableng yang digarap oleh sutradara Angga Dwimas Sasongko, penulis naskah Seno Gumira Adjidarma, Tumpal Tampubolon, dan Sheila Timothy ini belum sepenuhnya memengani hati penonton, khususnya penonton yang mengikuti sepak terjang Wiro Sableng dari mulai buku cerita sampai film-filmnya terdahulu, baik layar lebar dan serial. Saya tidak bermaksud membandingkan. Namun, rasanya juga penting untuk menapaktilasi sejarah Wiro Sableng.

Vino G. Bastian dan aktor-aktris yang terlibat bukan tidak kompeten. Bagaimana tidak, film ini dibanjiri jajaran aktor dan aktris watak yang tidak perlu disangsikan lagi kualitas aktingnya, seperti Dwi Sasono, Lukman Sardi, Teuku Rifnu Wikana, Sherina Munaf, Happy Salma, dan Ruth Marini. Jangan lupakan juga si bibir seksi (bentuk kuncup yang seolah selalu meminta untuk dikecup), Marcella Zalianty. Didukung pula oleh maestro pencak silat tanah air, Cecep Arif Rahman. 

Mereka bahkan belajar beladiri yang dipandu oleh fighting coreographer kelas wahid, Yayan Ruhian (pemeran antagonis, Mahesa Birawa) untuk mempersiapkan film ini. Keseriusan juga ditunjukkan oleh crew dibelakang layar, mereka telah melakukan riset mendalam terkait cerita Wiro Sableng dari semua buku-bukunya. Konon, persiapan sudah dilakukan sejak tahun 2016 silam.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Catatan bagi Vino G. Bastian, karena dia adalah pusat dari cerita, sebagai Wiro Sableng, secara fisik sudah sangat memenuhi kriteria namun kedalaman akan karakter Wiro Sableng belum terpenuhi. Sifat sablengnya masih tergolong kaku atau nanggung. Tidak sedikit yang beranggapan, Vino G. Bastian belum bisa keluar dari penokohan Kasino yang pernah diperankannya dalam dwilogi Warkop Reborn. Tidak salah memang. 

Tapi, saya memiliki pendapat lain, Vino G. Bastian masih sering terbawa karakter-karakter pada film-film remaja yang pernah dia bintangi sebelum-sebelumnya. Seperti, misalnya sering terlontar bahasa-bahasa atau ungkapan-ungkapan yang tidak baku. Sepele tapi efeknya bisa sangat fatal.

Teaser dan trailer yang dilempar ke khalayak ramai beberapa bulan sebelum premiere mengindikasikan film dengan rasa Hollywood yang cukup kental. Sinematografi dengan teknologi visual effect yang megah. Tone yang membawa kembali pada nuansa zaman kolosal tampak terasa. Menghipnotis siapapun yang memiliki pengalaman emosional dengan sosok Wiro Sableng. Promosi yang begitu gencar dan dikemas secara apik dengan strategi yang cukup jitu. Intimidatif. Kita semua secara otomatis dibuat tidak sabar melalui waktu untuk berkumpul kembali membangun nostalgia dalam satu ruang bernama bioskop.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun