Mohon tunggu...
Adi Ankafia
Adi Ankafia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Freelancer

Euphemia Puspa Tanaya Jasmine

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Christopher Robin, Tahun Suram Pasca Perang Dunia ke 2

31 Agustus 2018   09:23 Diperbarui: 31 Agustus 2018   11:08 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Walt Disney Studios

Kisah ini diawali dengan Christopher Robin yang telah tumbuh remaja dan harus mengikuti keinginan kedua orang tuanya untuk masuk boarding school, sekolah terpadu dimana siswa-siswinya diharuskan tinggal di asrama yang telah disediakan sampai lulus. 

Maka, teman-teman karibnya di Hundred Acre Wood yang terdiri dari Winnie The Pooh, Piglet, Eeyoree, Tigger, Kanga, Roo, Rabbit, dan Owl berinisiatif mengadakan farewell party. Acara perpisahan tersebut tampak meriah karena banyak kue-kue yang nikmat. Owl bahkan membacakan puisi khusus untuk Christopher Robin.

Namun, rupanya Winnie The Pooh masih belum bisa mengerti kenapa Christopher Robin harus pergi ke sekolah dalam waktu yang lama. Ketika mereka berdua duduk di batang pohon yang menghadap ke hamparan perbukitan hijau, Winnie The Pooh mengutarakan kegelisahannya. Dia khawatir jika Christopher Robin akan melupakannya dan juga teman-teman yang lain. 

Hari-hari berikutnya, setiap pagi Winnie The Pooh dengan ditemani Piglet selalu berdiri di depan pintu tempat dimana Christopher Robin biasanya muncul. Winnie The Pooh terus menanti.

Sementara itu, di sisi lain, seiring berjalannya waktu, Christopher Robin semakin sibuk dengan sekolahnya. Sekalipun sebenarnya dia sangat membenci kehidupan di asrama. Beberapa tahun bergulir, Christopher Robin harus mengalami duka mendalam karena ayahnya meninggal dunia.

Hidup terus berlanjut, setelah lulus sekolah, Christopher Robin harus bekerja mencari uang untuk menghidupi keluarganya. Suatu pagi di tengah perjalanan menuju kantor, di dalam bis yang biasa ditumpangi, Christopher Robin bertemu dengan Evelyn (diperankan oleh Hayley Atwell). 

Kisah asmaranya berlanjut hingga ke jenjang pernikahan. Ketika Evelyn hamil, Christopher Robin harus menjalani wajib militer dan dikirim ke medan perang. Inggris tengah mengalami darurat militer ditengah berkecamuknya Perang Dunia ke II dan harus menghadapi perlawanan --salah satunya- NAZI Jerman dibawah pimpinan Adolf Hitler.

Sepulang dari medan perang, sekitar tahun 1944, anak Christopher Robin telah lahir. Gadis cantik dan cerdas itu diberi nama Madeline dan biasa dipanggil dengan sebutan Maddy (diperankan oleh Bronte Carmichael). Christopher Robin sadar bahwa kehidupannya harus ditata lagi pasca perang. Dia bekerja di sebuah perusahaan koper bernama Windslow. Dia menjabat sebagai kepala divisi produksi. 

Christopher Robin berubah menjadi seorang workaholic. Oleh manajernya yang culas, Gilles Winslow, dia dituntut melakukan efisiensi, yaitu menaikkan profit dengan mengurangi jumlah tenaga kerja. Christopher Robin sangat tertekan. 

Hidupnya hanya diisi dengan bekerja, bekerja, dan bekerja. Relasi dengan anak istrinya menjadi canggung dan kaku. Semakin lama semakin jauh. Satu atap namun menjadi asing satu sama lain. Evelyn dan Maddy merasa kehilangan sosok yang seharusnya mengayomi dan melindungi.

Suatu ketika Christopher Robin melanggar janjinya kepada Maddy untuk menemani liburan sekolah di desa tempat dia lahir dan tumbuh. Christopher Robin harus kerja lembur di akhir pekan. Maddy tetap berangkat liburan bersama Evelyn. Harapan untuk bisa berpetualang di Hundred Acre Wood bersama ayahnya pupus. Liburan hanya diisi dengan membaca dan mengerjakan tugas-tugas sekolah. Sementara Evelyn menyibukkan diri dengan merawat rumah sambil sesekali merajut.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Pertemuan kembali Christopher Robin dan Winnie The Pooh terjadi ketika Christopher Robin berusaha menghindari tetangganya yang bersikeras mengajaknya bermain kartu, mumpung istri dan anaknya sedang liburan. Christopher Robin merasa tidak enak untuk menolak namun juga tidak ingin mengikuti ajakan tetangganya tersebut karena dia harus bekerja lembur menyelesaikan pekerjaan kantor. 

Christopher Robin bersembunyi di taman sekitar tempat tinggalnya. Pada waktu yang bersamaan Winnie The Pooh yang merasa sudah terlalu lama ditinggalkan Christopher Robin, memberanikan diri untuk masuk ke pintu tempat dimana Christopher Robin selalu muncul. Pintu itu menembus ke taman tempat Christopher Robin bersembunyi dari tetangganya. 

Saat sedang kebingungan memikirkan bagaimana cara-cara lain agar bisa sampai ke kantor tanpa diketahui oleh tetangganya yang sudah sempat melihatnya, Christopher Robin dikagetkan oleh kemunculan Winnie The Pooh dari balik kursi yang menghadap berlawanan arah dengan kursi tempatnya duduk.

Sumber Gambar : Walt Disney Studios
Sumber Gambar : Walt Disney Studios
Winnie The Pooh tampak kumal, namun tidak lupa akan raut paras Christopher Robin yang sudah dewasa meski banyak kerutan-kerutan. Winnie The Pooh merasa kasihan dengan Christopher Robin yang berubah menjadi budak dari sistem kapitalis yang tidak manusiawi. Kebahagiaan masa kecilnya seperti saat masih di Hundred Acre Wood lenyap dari wajahnya. Sebagai sahabat, Winnie The Pooh merasa harus bisa mengembalikan kebahagian yang terampas dari hidup Christopher Robin. Alih-alih menjadi senang, kehadiran Winnie The Pooh malah bikin Christopher Robin kesal.

Winnie The Pooh tidak mengerti tentang kehidupan orang dewasa yang sudah berkeluarga. Dia hanya berkeyakinan bahwa kebahagiaan Christopher Robin harus dikembalikan. Saat perjalanan kembali menuju Hundred Acre Wood, di dalam kereta Winnie The Pooh selalu meminta Christopher Robin untuk memainkan kembali permainan-permainan yang sering mereka mainkan saat masih kanak-kanak, seperti menyebut nama binatang, pohon, atau obyek-obyek lain yang terlihat dari balik jendela. 

Awalnya Christopher Robin marah karena sangat mengganggu kesibukannya dengan pekerjaan kantor. Sesekali Winnie The Pooh bertanya apa yang sedang dikerjakan oleh Christopher Robin.

Pertemuan kembali dengan sahabat-sahabat masa kecil di Hundred Acre Wood, Winnie The Pooh, Piglet, Eeyoree, Tigger, Kanga, Roo, Rabbit, dan Owl akhirnya mampu menyadarkan arti pentingnya keluarga yang selama ini telah diabaikannya. Bersama sahabat-sahabatnya, keberanian Christopher Robin untuk melawan sistem kapitalis yang menjeratnya muncul. 

Sesuai dengan taglinenya : "True Friends Are Forever". Kehidupan Christopher Robin bersama Evelyn dan Maddy kembali utuh dan bermakna. Sementara itu karyawan-karyawannya di kantor tidak jadi dipecat karena Christopher Robin berhasil menemukan solusi terbaik menyelesaikan krisis kantor. 

Biang permasalahan kantor adalah ambisi dan gaya hidup hedonis dari Gilles Winslow yang notabene adalah anak dari pemilik perusahaan tempatnya bernaung. Beruntung pemilik perusahaan mampu melihat dengan kaca mata yang bijak sehingga tetap mempertahankan Christopher Robin dan memecat anaknya sendiri.

Film produksi Disney ini menawarkan genre live action keluarga atau drama fantasi dengan sisipan animasi, petualangan, dan komedi. Sejatinya film besutan Marc Foster ini tidak secara khusus membidik pangsa penonton anak-anak dibawah umur, mengingat konflik atau permasalahan yang diketengahkan sangat lekat dengan kehidupan orang dewasa. 

Winnie The Pooh seperti representasi bagi sisi lain Christopher Robin yang polos atau naif namun memiliki sisi bijaksana. Sisi polos dan naifnya telah menyeretnya menjadi korban sistem kapitalis di Inggris dalam tahun suram pasca Perang Dunia ke II. Film ini banyak menyisipkan pesan moral positif yang bisa menjadi bahan perenungan bagi kita. Ungkapan paling melekat dari Christopher Robin dan/atau Winnie The Pooh dalam film ini adalah : "Tidak melakukan apa-apa terkadang menuntunmu pada sesuatu yang baik". 

Film ini diangkat dari buku kisah Christopher Robin dan Winnie The Pooh karya A. A. Milne dan E. H. Shepard. Karakter Christpher Robin diperankan oleh Ewan McGregor dengan sangat baik. Chemistrynya dengan Winnie The Pooh yang suaranya diisi oleh Jim Cummings berhasil mengaduk-aduk emosi penonton dalam bahagia dan haru yang silih berganti mewarnai. Christopher Robin memperoleh rating IMDB 7.8/10 dan Rotten Tomatoes 92%.

Selamat menonton!



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun