Mungkin, kita berdua hanya bisa saling bertatapan dalam diam (shock) dengan batin yang saling terhubung namun masih agak sulit menerima kenyataan. Selanjutnya, dalam upaya mencairkan suasana, saya mengajak anak saya pergi ke suatu tempat, pantai, misalnya. Usaha mengakurkan hubungan bapak dan anak yang diselingi percakapan canggung, seperti :
 "Bagaimana sekolahmu?";Â
"Apa mata pelajaran favoritmu?";Â
"Apa kabar dengan, Mama?",Â
"Apakah Mama sangat membenci Papamu ini?
Complicated tapi keren!
Lompatan emosi yang drastis terjadi ketika Doel (anak) yang awalnya canggung bertemu Doel (bapak) menjadi tidak ingin ditinggalkan ketika menyusul Doel (bapak) yang akan pulang ke Jakarta di Bandara Schipol -- Amsterdam.Â
Seharusnya tidak semudah itu membuat cair hubungan anak dan bapak yang terpisah belasan tahun. Dan, adegan tersebut meruntuhkan kesakralan adegan canggung di awal perjumpaan.
Saat Doel termenung di dalam trem sepulang dari rumah Sarah, dan Sarah berjalan galau di tengah kebun bunga setelah berpisah lagi dengan Doel, backsoundnya Selamat Jalan Kekasih karya Bebi Romeo yang dibawakan kembali oleh Wizzy (Williana Saraswati) yang pada awal kemunculannya di tahun 2000 dibawakan oleh Rita Effendi cukup menyentuh dan bikin baper. Saya berpikir akan lebih pas jika backsoundnya diganti dengan lagu Cruisin'-nya Frederrik Sioen.
Lagi-lagi, ketika Sarah membisikkan kata "ceraikan aku, Doel!" mengingatkan saya pada adegan yang kamu lakukan ke saya itu, jahat-nya Cinta pada Rangga di AADC 2. Tidak benar-benar mirip, namun se-tipe.
Well! Terlepas dari adanya celah di sana -- sini (karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT) kita patut mengapresiasi kembalinya Rano Karno dalam jagad perfilman tanah air. Kita berharap melalui tangan dingin Rano Karno akan lahir film-film Indonesia yang berkualitas dan ikut serta mengembalikan kejayaan perfilman Indonesia.