Data tabel tersebut dinput ke dalam simulasi test menggunakan aplikasi energy plan. Dimana dalam aplikasi energi plan tersebut berisi data data seperti, penyediaan energi primer di Indonesia, komposisi produksi energi listrik Indonesia, neraca daya, kapasitas pembangkit yang tersedia di NTB, dan rencana pembangunan pembangkit listrik area NTB (2019 - 2028), pada perencanaan pembangunan pembangkit ini kami menyisipkan pembangkitan alternatif energi sampah. Adapun skema nya adalah sebagai berikut:
Hasil simulasi menggunakan aplikasi energi plan tersebut didapatkan hasil bahwa:
1.Dengan menggunakan software simulasi Energy Plan, diperoleh Penggunaan biaya dalam pembangkitan listrik dan emisi CO2 di NTB pada tahun 2019 dan proyeksinya pada tahun 2028.
2.Hasil simulasi menunjukkan bahwa adanya kenaikan biaya investasi di tahun 2028 karena adanya penambahan pembangkitan listrik.
3.Penambahan Pembangkit listrik tenaga sampah pada tahun 2028, diproyeksikan dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 11%.
Dari hasil tersebut, energi sampah yang kami rencanakan secara simulasi dan perhitungan dapat mengurangi emisi gas karbon dioksida sebanyak 11%. Artinya, pembangkitan energi listrik yang memanfaatkan sampah sebagai bahan bakar paling tidak memiliki dua keuntungan. Yang pertama adalah dapat mempercepat proses daur ulang sampah menjadi energi dan yang kedua dapat mengurangi emisi gas karbon di udara dikarenakan pembangkit konvensional dapat di gantikan oleh pembangkit energi listrik berbahan bakar sampah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H