Mohon tunggu...
Widyawati
Widyawati Mohon Tunggu... Tentara - pelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya sangat hoby membaca dan menuangkan bisikan hati melalui sebuah tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Renungan Si Peminta

26 Agustus 2022   12:49 Diperbarui: 29 Agustus 2022   13:13 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hamparan langit tiada batas

Di atas hamparan tanah tak bertiang
Cahaya matahari menyapu kegelapan
Yang perlahan kian tenggelam

Wahai jiwa yang dahaga
Pengharap mata air dari nirwana
Silih berganti membujuk hati
Menggugah tekad ubah takdir sang raja

Cahaya bintang mulai redup
Seiring waktu menggerus asa
Pekik tawa angkuh sang raja kelana
Turut menyaksikan kegaduhan dari sang peminta

Hai kau si peminta-minta
Bagai pecundang lusuh tak berharga
Melawan alam yang penuh tanda tanya
Megejar peluang yang tiada guna

Jiwa yang penuh penantian
Menghela nafas terima kenyataan
membilas dahaga dengan harapan
yang tak kunjung datang menjadi keajaiban.

Renungkanlah..

Karya: adi Kawulo alit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun