Mohon tunggu...
Adi bustian
Adi bustian Mohon Tunggu... Lainnya - Warga biasa

Warga yang menuliskan catatan, berdasarkan pengalaman pribadi yang belum tentu sama dengan , situasi, kondisi dan pendapat manusia terkini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Geopolitik Tembakau dalam Perspektif Ahli Hisap

5 Agustus 2021   14:08 Diperbarui: 5 Agustus 2021   14:12 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini hanya pepesan kosong, untuk memaksa sedikit kita berpikir untuk memahami uniknya hidup dan kehidupan. Hanya itu,  bukan untuk perdebatan, karena debat jauh dari rahmat. Juga hanya pendapat Pribadi dengan segala kebodohannya, agar dapat dimaklumi sebagai bagian dari pertanyaan dalam diri tentang kenapa? Mengapa? Yang berkaitan dengan apa yang saya tulis ini dan hingga saat ini belum saya temukan jawabannya...

Dan judulnya yang sedemikian rupa juga tidak ada kaitan sama sekali dengan masalah Geopolitik dan Geostrategi sebagai materi Ketahanan Negara.

Fasbeer sabran Jameela ( bersabarlah dengan kesabaran yang indah)

Ya,.... Sepertinya ini akan menjadi tulisan yang paling "bid'ah" dari beberapa tulisan yang pernah saya buat dalam perspektif saya sebagai manusia dan perokok.

Bagi saya tembakau adalah salah satu makhluk yang mendapatkan cercaan luar biasa dari beberapa pihak, begitu juga dengan nasib bagi pecandunya. Padahal karena tembakau inilah (salah satunya) yang memancing sebagian negara eropa dan kaum kolonialis datang menyambangi Nusantara. Lalu bagaimana pandangan saya terhadap tembakau?

ASPEK EKONOMI

Tembakau Indonesia pernah menjadi salah satu  tembakau berkualitas  dan mahal di pasar komoditi dunia, tapi bagaimana nasibnya? Perusahaan Farmasi barat gencar melakukan kampanye anti rokok karena rokok berbahaya untuk kesehatan. Akhirnya dimulailah degradasi produksi tembakau negeriku. Persis sama ketika minyak kelapa dan minyak goreng curah kita dicap sebagai pemacu kolesterol tinggi, akhirnya sebagian kebun kelapa dinegeri ini "mungkin" berubah fungsi atau kepemilikan. 

Dan saat ini "mereka" keluarkan Virgin Coconut oil sebuah produk dengan nama " keren" dan ditengarai punya kekuatan penyembuhan yang luar biasa. Nasib Tembakau ternyata sama, setelah kampanye anti tembakau berhasil, sekali lagi "mereka keluarkan "rokok elektrik" produk yang namanya ke eropa eropaan dan kembali digandrungi sebagian orang orang "keren" negeri sebagai produk lifestyle. Kembali kita menjadi Negara konsumen.

ASPEK POLITIK

Negara ini secara intelegensia mumpuni, Tuhan takdirkan negeri ini dan sebagian Asia adalah negeri dengan makhluk manusia yang pintar dan jenius. Tapi komoditi komoditi aslinya yang luar biasa tidak bisa menjadikannya kaya. Bukankah zaman Asia sudah kenal peradaban, eropa masih hidup diatas dahan kayu?, mana tau anak sekarang ?, mereka hanya tau game online dan sinetron mendayu serta hanyut dalam kisah cinta cengeng yang membuai, "sayang sudah makan belum?", atau hanyut dengan liputan kemegahan kehidupan pesohor dan Transgender seksi dengan segala kontraversi. Ya Kontraversi dan perdebatan menjadi "lifestyle" anak negeri.

Lalu bagaimana nasibnya? " negeri orang pintar  yang dipenuhi makhluk makhluk konsumtif, akhirnya pola pikir berubah menjadi pola makan dan pola tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun