" nanti kalau ndak perhatian kamu ngrasani aku, Mbah Cap Opo!,..."
"ahh.. Si Mbah bisa ajah " timpal saya sambil tersipu malu.
" nah menurut mu, itu yang kamu alami peristiwa apa...? " tanya Mbah Nur.
" peristiwa Kesasar... " jawab saya.
" ya memang Kesasar, tapi spesifik dikit lah jawab nya...!! " timpal Mbah Nur agak mendesak.
" Kesasar karena nggak bawa Power Bank " jawab saya asal, menutupi kebingungan.
" hehehehe... Itu namanya Kesasar ke Jalan yang Benar,....balik ke sekuler tadi, lha wong kita semua ini Kesasar kok, tapi karena tak ada satupun yang bisa menghindar dari Illaihi Roji'un, maka semua yang Kesasar, kalau niatnya sungguh - sungguh ingin pulang, dan karena seperti kata Mbah mu, Tuhan itu Maha ndak Tegaan, maka sekalipun Kesasar, ya di sasar kan kejalan yang benar, gitu lho... " jelas Mbah Nur.
" oalah... " timpal saya sambil kembali menepok jidat.
" Wis... Wis... Jangan gumunan gitu yang selanjutnya apa...? " timpal Mbah Nur kembali diakhiri tanya.
"ini Mbah soal Dua Puluh tahun yang lalu... Kenapa sikap si Mbah mendadak berubah...? Dan menyisakan kebingungan berkepanjangan...?" Â tanya saya selanjutnya.
".... oalah... kopi saya sudah dingin ini...lupa aku ada kopi" timpal Mbah Nur, sambil menyeruput kopinya, " enak ini kopi buatan mu, kamu racik sendiri atau gimana...?" Â tanya Mbah Nur.