Wapanda kaukah yang bernyanyi itu, wapanda? katakan dengan pelan jika lesung menjadi tempat sepatu atau ternak kutu lalu ranjang yang buatmu geliat tak gairah: alu bertalu-palu di bawah bendera jangan menangis, wapanda orang-orang akan datang memburu iba sebelum kau mengerti derita hanya sebatas mata petaka bermula dari kata-kata bukan layar kaca aku menyaksikan kerumunan cerita menjadi lampiran dan sampiran sesajen sayembara, tradisi lima tahunan jangan menangis, wapanda tanah ini milik negara, katanya kuburan belakang rumah memang tak berpagar tapi tak pernah ada babi yang merusak dan menggali kecuali mereka Batumarupa, 2010 â—˜ Adhy Rical [caption id="attachment_84854" align="alignright" width="180" caption="foto: dok. lita"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H