Tokoh utama kita hanya tersenyum tipis, lalu pamit.
Entah ini kebetulan lagi atau bagaimana, sekarang sepasang suami istri di pusat perbelanjaan adalah orang tua  dari gadis itu.
...
Sudah beberapa hari tokoh utama kita diam, saat dunia sibuk mencarinya. Gambaran-gambarannya mulai di pertanyakan, ia juga tak mau angkat bicara untuk  mengakuinya. Awal bulan musim semi, Tokoh utama kita berjalan di antara orang berlalu-lalang. Mereka belum juga bosan membicarakan gambaran tokoh utama kita, yang mereka anggap sebagai ramalan.
Kota ini begitu sangat yakin, jika seniman di balik gambaran abstrak itu adalah seorang peramal. Mereka ingin sekali menemukan orang di balik gambaran itu, karena memang beberapa orang ingin menanyakan bagaimana ia di masa depan, atau hanya sekadar ingin tahu sosok seperti apa di balik gambar itu.
Tokoh utama kita mengelar tikar di sudut pasar, menata semua gambaran kecil yang ia simpan. Awalnya beberapa orang hanya meliriknya, sampai satu orang tersadar dan berteriak jika dialah peramal gambaran abstrak.
Tokoh utama kita malah sibuk dengan kertas di depannya, semua orang berebut untuk di ramal.
"He peramal, apa yang kau gambar sekarang?"
"Apa yang kau lihat?"
"Ternyata kau mesum juga ya, mana mau aku menyebutnya"
"He apanya yang mesum, itu hanya seekor kucing dan tikus" salah satu dari mereka mengelak.