Tokoh utama kita lalu pergi. Sedangkan perempuan tadi masih terus tertawa sembari kakinya melangkah masuk ke rumah. Tepat di hari ini. suasana kota sedang sibuk memberitakan pengusaha besar guling tikar, yang kutahu pengusaha itu adalah suami orang yang menerima gulungan kertas.
...
Sepertinya, malam nanti tokoh utama kita tak akan beranjak keluar mencari ide. Karena ia sudah sangat sibuk mengores kertas, setelah kejadian pertemuan dengan sepasang suami istri tadi siang.
Ketika perutnya mulai keroncongan, ia beranjak mencari persediaan makanan. Apesnya, ia tak menemukan sesuatu apa pun yang dapat memenuhi hasrat perutnya. Dengan sangat terpaksa ia harus keluar untuk urusan ini. Setibanya di salah satu pusat perbelanjaan, ia melihat sepasang suami istri lansia. Tokoh utama kita mematung sejenak, bukan terharu atau pun merasa kagum akan kedua pasangan itu. Karena bukan hal itu yang sedang ia pikirkan, melainkan  yang lain.
Setelah kejadian itu, tokoh utama kita menjadi terburu-buru, seperti mengejar sesuatu. Setibanya di rumah ia bukan malah memenuhi hasrat perut yang telah tertunda tadi, malahan memilih menghampiri meja kerjanya. Mengambil satu kertas besar dan seperti biasa ia mulai memolesnya, ternyata ia hanya ingin segera menuangkan ide.
Hari  telah berlalu, dari kemarin setelah ia memakan sepotong roti yang dibeli. Berjalan menelusuri kota, aku tak mengerti ia sedang mencari siapa. Tapi yang pastinya seseorang yang akan mendapat gulungan kertas darinya.
Tokoh utama kita berhenti di salah satu sudut taman, menghampiri seorang gadis yang sebaya dengannya. Gadis cantik, pendiam dan sepertinya kutu buku. Tanpa basa-basi tokoh utama kita memberikan gulungan kertas yang telah di persiapkan. Gadis itu pun membukanya, lalu mengernyitkan alis.
"Apa yang kau lihat?"
"Aneh, kau tak salah menanyakan hal itu, sedangkan gambaranmu menurutku hanya sekadar coret coretan abstrak."
"Kau benar, aku memang hanya mencoret-coret kertas itu. Tapi coba kau lihat lagi. Adakah sebuah gambaran  lain yang dapat kau lihat?"
"Oh iya aku mengerti, ternyata dari balik coretan ini ada sebuah jalan yang sepi kemudian terlihat seorang anak gadis merengkuh di sudut itu. Apakah benar itu?"