Mohon tunggu...
Adhwaa Afrilya
Adhwaa Afrilya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya sangat menyukai membaca,menulis,menonton film, dan hibernasi. saya ingin menjadi seorang penulis,tetapi belum memiliki kosa kata bahasa yang baik dan benar, dan ingin juga memiliki publik speaking yang lugas dan luas akan pengetahuan dan bahasa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Narasi Bahasa Indonesia

16 Oktober 2022   13:03 Diperbarui: 16 Oktober 2022   13:07 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

      Suatu pagi yang cerah seorang gadis cantik yang tertidur pulas dengan balutan selimut yang tebal. Reyna anastasya biasa di 

panggil reyna, gadis seribu ceria yang pandai menutupi kesedihannya dengan candaan dan tawa yang selalu ia buat. Ia memiliki 

keluarga yang utuh hanya saja tidak pernah memiliki waktu untuk dirinya, Tetapi ia lewati itu dengan caranya sendiri yaitu bersikap

seperti anak yang memiliki segalanya. 

      seperti biasa ia melakukan segalanya dengan mandiri, reyna anak tunggal dari sepasang suami istri tersebut. Yang setiap harinya ia

 selalu merasakan kesepian, tetapi ia bisa menghadapi itu semua dengan cara baik-baik. 

"Morning mah" sapa reyna datar, jangan tanyakan dimana ayahnya karena berhari-hari belum pulang ke rumahnya.

"Morning rey" 

"Mah aku berangkat" ucapnya yang sudah rapih dan siap untuk bersekolah.

"Gak mau saparan dulu" tawar mamahnya dengan sedikit kecewa.

"Di sekolah aja, rey udah telat" jawabnya lalu menyalimi tangan mamahnya dan melenggang pergi.

Ia baru merasakan sikap anaknya yang acuh terhadap dirinya, sangat sedih ia merasa gagal menjadi seorang ibu karena tidak dekat 

dengan anaknya, dan tidak nyaman dengan sikap anaknya, itu juga disebabkan sendiri oleh dirinya, ia sadar bahwa terlalu sibuk 

dengan karir dan pekeraannya. 

"Assalamualaikum" salam yang terdengar dari ruang tamu.

"Waalaikumsalam" jawab istrinya menyalimi suaminya yang baru saja pulang berkerja.

"Maafin aku yang gagal menjadi ibu yang baik buat anak kita" ucap istrinya menangis dipelukan suaminya

"Hey bukannya cuman kamu, tapi aku juga sayang, kita"

"Kita perbaiki semuanya yaa, kita juga punya anak yang mash butuh kita dan perhatian kita" sambungnya 

"Nanti kita bicarakan ini sama anak kita yaa, kita tidak akan lagi sibuk dengan pekerjaan dan melupakan rey" ucap istrinya sesegukan.

Rey sangat ingin memiliki keluarga yang harmonis dan adanya kehangatan di dalam hidupnya, tetapi ia harus tetap bersyukur karena 

tidak ada perceraian di dalam keluarganya, "karena  sebaik-baiknya hubungan tidak akan ada perpisahan".

      Rey bukan anak broken home tetapi ia hanya kekurangan perhatian dari kedua orang tuanya karena terlalu sibuk dengan pekerjaan

dan karir mereka hingga melupakan kewajiban sebagai orang tua. Mereka seperti ini sebab perekonomian yang sedang tidak baik-

baik saja, sehingga mereka melupakan orang yang disayangi dan penting dihidup mereka untuk mendapatkan yang sedang mereka 

kejar. Tetapi sangat berdapak terhadap anak yang mengakibatkan anak tidak mendapatkan perhatian dan tidak perlakuan khusus 

karena anak juga sangat butuh didengar ketika mereka memilki masalah dan lain sebagainya, dan juga sangat membutuhkan Qualty 

Time bersama kedua orang tua atau keluarga. Sehingga anak tersebut tidak merasa sendirian dan tidak merasa takut untuk bercerita

kepada orang tuanya. 

      Jadi, sebagai orang tua juga harus bisa membagi waktu sesibuk-sibuknya dengan perekerjaan karena apabila terlau sibuk dengan

karir atau pekerjaan kita tidak tau perkembangan si anak atau lingkungan pertemanannya dan pergaulannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun