Mohon tunggu...
Adhitya Ramadhan
Adhitya Ramadhan Mohon Tunggu... Buruh - Blogger

Sudah jadi Blogger sejak 2012, tapi masih anak kemaren sore kalau di platform Kompasiana. 𝐈𝐧𝐟𝐨 𝐋𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐋𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩: https://adhitya.jiaara.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyikapi Muslim Sejati Tidak Bisa Melihat Makhluk Tak Kasat Mata

11 September 2023   15:21 Diperbarui: 11 September 2023   15:27 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

"Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka."

(QS. Al-A'raf : 27)

Dari ayat di atas, Imam Syafi'i rahimahullah mengambil kesimpulan:

"Orang-orang adil yang menyangka dirinya mampu melihat wujud asli jin, maka persaksiannya kami batalkan, kecuali kalau dia Nabi..."

 (Lihat : Tobaqot Asy-Syafi'iyyah Al-Kubra : 2/130)

2. Pendapat yang Menyatakan "Muslim Sejati Tidak Bisa Melihat Makhluk Halus Tak Kasat Mata":

Beberapa orang berpendapat bahwa "muslim sejati" tidak akan melihat makhluk halus tak kasat mata seperti jin atau malaikat. Mereka berkeyakinan bahwa melihat makhluk halus adalah tindakan yang diluar kemampuan manusia biasa dan bahkan bisa merugikan. Ini mungkin dipahami sebagai upaya untuk melindungi orang-orang dari terjerumus ke dalam ilmu sihir atau kepercayaan yang bertentangan dengan ajaran Islam. 

3. Perspektif yang Beragam:

Namun, pandangan ini bukanlah pandangan yang diterima secara universal dalam seluruh umat Islam. Ada banyak varian pandangan tentang topik ini:

a. Ketidaksetujuan: Banyak ulama dan sarjana Islam yang berpendapat bahwa tidak ada dasar yang kuat dalam Al-Quran atau Hadis yang melarang seorang muslim melihat makhluk halus. Mereka percaya bahwa pandangan ini lebih merupakan budaya atau mitos daripada ajaran Islam yang sesungguhnya.

b. Penjelasan Ilmiah: Beberapa muslim menerima penjelasan ilmiah untuk fenomena yang kadang-kadang dikaitkan dengan makhluk halus, seperti gangguan tidur atau halusinasi. Mereka melihatnya sebagai masalah medis atau psikologis yang dapat dijelaskan secara ilmiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun