Angin pagi membelai kulitmu
Kulihat kau termenung
Tanganmu masih belepotan tanah liat
Patung yang kau buat nampak basahÂ
Â
Kau tersenyum sendiri
Memaknai patung yang kau buat
Kulihat ada nyanyian di bibirmu
Mungkin nyanyian kasmaran
Â
Seolah waktu tak pernah berhenti
Bagimu walau masih terlalu pagi
Kau tetap bekerja meski sendiri
Mematung itulah senimu...
Â
Sejak kau bertemu dengannya
Lembut matanya menyapu semua kenangan
Berbalut merah fajar
Nampak tetap berbinar ketika sinar surya terbit
Â
Sepertinya ia lelaki dari sorga
Bermata lembut
Berhati penuh cinta
Membuatmu senang menyendiri
Â
Ah pematung cantik
Dibelai tetes embun pagi
Masih tersipu bekerja
Sambil sesekali termangu entah dimana angan mengelana
Â
Â
Masih june 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H