Mohon tunggu...
Cinta Adhisty
Cinta Adhisty Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dirimu

10 Mei 2016   14:24 Diperbarui: 10 Mei 2016   14:33 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Anjeun dokumen pribadi"]Bayang lembutmu 

Melintas sekejap

Biasan dalam senja

Mengabur di pelupuk mataku...

Adakah waktu bersama ku?

Sementara senja telah kian rekah

Bagai nafas desah merayu

Dalam degup yang tak beraturan...

Mungkin aku telah tiada

Ataukah rasa yang telah padam

Atau hanya khawatir agaknya

Mungkin hanya resah semata?

 

Langit ingin bersaksi

Dan laut ingin bernyanyi

Berdampingan dalam bahagia

Bergetar lepaskan hasrat...

Akan kupaksa angin bersuara

Untuk menjelaskan kepada sebentuk jiwa

Ah...sungguh nuansa tergores penuh warna

Dan kemesraan terjelma dalam kekakuan...

Dirimu...embun yang tersisa

Dirimu...bagai sinar rembulan yang redup

Mematut dalam cantik alami

Namun hanya sebatas bayang dalam cermin...

Selepas senja bangkitkan imajinasi

Sambut malam yang akan segera tiba

Iringi nada sendu malam purnama

Hadirkan ragu dalam detik yang sama...

Lama tertunduk merenung

Lama tengadah mendesak

Atau kita lemah bertanya

Adakah debar yang sama...

Dalam kata yang sesungguhnya

Ada aksara yang tersimpan

Yang pasti tersapa berkata

Dimanakah letak hakiki...

 

Sang waktu bersiap tertawa

Dan anganku terdiam sejenak

Maya atau ilusikah dia

Semu atau khayalkah dia...

Gumpalan mega melirik pongah

Berarak... lantas menghilang

 

Aku harus mencium panorama

Tanpa memeluknya

Aku mau dia ada

Tanpa lara duka

Meskipun dia hadir dari bagian masa lalu

Tanpa aku tahu

Dan

Kemudian pergi ke masa depan

Tanpa aku sadari

Itulah dia...

Elegi dari sebuah nada yang dimainkan

Terbalut lekat dalam episode kehidupan

Meski hanya sementara

Lantas hilang tak bersisa

 

Nb : mudah2an anjeun yang kemaren tdk jauh beda dr terjemahannya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun