[caption caption="#DoME hari ketiga"][/caption]
[Hari ketiga, 16 Februari 2016]
Rundown kegiatan bootcamp hari ketiga ini cukup padat. Sejak pagi, para peserta diajak mengunjungi pabrik pengolahan batuan yang ditambang dan mengikuti prosesnya hingga menjadi produk akhir yang siap dijual. Pengelolaan tailing berikut prosedur monitoringnya tak ketinggalan menjadi topik bahasan. Para peserta juga mendapat kesempatan mengikuti simulasi pemadam kebakaran oleh tim fire emergency services. Diskusi mengenai isu hangat yang tengah bergulir di masyarakat sekitar tambang pun turut digelar.
Jika hari sebelumnya kami mendapat kesempatan mendatangi bagian Mine Maintenance Area, pada hari ketiga ini kami mengunjungi bagian processing. Bagian ini merupakan awal dari proses pengolahan bijih yang ditambang oleh PT Newmont. Pak Budi, seorang senior metalurgist, menyampaikan paparan mengenai proses yang dijalankan oleh perusahaan ini dalam mengolah bahan baku tambang hingga menjadi proses akhir yang siap dipasarkan.
Batuan yang ditambang belum bisa langsung dipasarkan. Batuan atau bijih tambang tersebut harus diolah terlebih dahulu di pabrik untuk memisahkan mineral berharga dari material lain yang tidak memiliki nilai ekonomis. Dalam proses pemisahan ini, ada dua metode yang dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan tambang. Pertama, metode kimia, yaitu dengan menggunakan bahan kimia seperti arsenik atau merkuri untuk memisahkan mineral dari batuan. Kedua, metode fisika, yaitu dengan menggunakan proses fisika sehingga mineral berharga dapat terpisah dari batuan asalnya.
PT Newmont menggunakan metode fisika dalam mengolah material tambangnya. Proses ini meliputi aktivitas crushing, grinding, dan floating. Bijih atau ore akan ditumbuk (crushing) lalu dilumatkan (grinding) untuk mengecilkan ukurannya agar lebih mudah diolah pada tahap berikutnya. Selanjutnya, material tersebut akan diapungkan (floating) untuk memisahkan mineral dengan bahan lain yang tidak diiperlukan. Setelah ore diolah, akan diperoleh dua jenis output, yaitu konsentrat dan tailing. Konsentrat adalah produk yang akan dipasarkan, sementara tailing adalah sisa material yang tidak terpakai. Pada dasarnya, konsentrat dan tailing memiliki kandungan yang sama. Hanya saja, kadar mineral berharga dalam tailing sangat rendah sehingga tidak memiliki nilai ekonomi.
[caption caption="Pabrik pengolahan konsentrat"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/05/smb3-07-56daf754b17a61f041ee564e.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Diskusi bersama Pak Budi dan para karyawan PT Newmont  mengenai proses pengolahan sekaligus melihat langsung proses tersebut di pabrik berlangsung hingga tengah hari. Setelah jeda istirahat, kegiatan bootcamp dilanjutkan dengan mengamati pengelolaan tailing. Instalasi pengelolaan dan monitoring taling tersebut berada di pantai.
Dalam prosedur pengelolaan tailing, PT Newmont diberikan dua pilihan, yaitu penempatan tailing di wilayah darat atau di dasar laut. Penempatan di darat membutuhkan setidaknya area seluas 2.300 hektar untuk menampung tailing tersebut. Karena Sumbawa merupakan daerah yang rawan gempa, opsi penempatan di darat tidak memungkinkan untuk dipakai. Pertimbangan lain, penyediaan lahan yang begitu luas dikhawatirkan dapat merusak habitat flora dan fauna endemik di sana serta mengganggu keseimbangan lingkungan. Opsi yang dipilih adalah penempatan tailing di dasar laut.
PT Newmont membangun instalasi pipa sepanjang 6,2 km dari pabrik menuju pantai untuk mengalirkan tailing ke palung yang ada di selatan Sumbawa. Tailing mengalir secara otomatis akibat gaya gravitasi bumi. Sistem pipa tailing berujung pada jarak sekitar 3,2 km dari bibir pantai pada kedalaman 125 meter tepat di tepian palung. Karena tailing memiliki massa jenis dua kali lipat dibanding massa jenis air, tailing akan mengendap di dasar palung sedala 4.000 meter.
Kami mengecek instalasi tailing tersebut sembari berdiskusi dengan karyawan PT Newmont mengenai aspek lingkungan dan dampak yang ditimbulkan oleh tailing. Menurut mereka, secara berkala perusahaan melakukan pemantauan yang meliputi aspek ekologi, kualitas air dan sedimen, serta physioceanograpy untuk memastikan bahwa tailing aman dan tidak merusak kelestarian lingkungan laut. Ada standar ketat dari pemerintah yang harus dipenuhi oleh PT Newmont terkait pengelolaan tailing tersebut.
Menjelang sore, kami beralih menuju gudang penyimpanan konsentrat di Pelabuhan Benete. Lokasi ini sengaja dipilih untuk memudahkan proses pengangkutan konsentrat ke dalam kapal. Setiap hari rata-rata PT Newmont menghasilkan konsentrat sebesar 2.000 ton. Setiap ton konsentrat umumnya mengandung 25% hingga 30% tembaga. Sementara kandungan perak dan emas dalam setiap ton konsentrat adalah masing-masing 30-50 gram dan 20-40 gram. Konsentrat inilah produk akhir yang dihasilkan oleh PT Newmont.
[caption caption="Pabrik filtrasi PT NNT, di sinilah konsentrat mengalami proses pengolahan akhir"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/05/smb-06-56daf7f661afbdc019289f27.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Setelah jeda istirahat yang singkat untuk makan malam, kami berdiskusi dengan Pak Jarot mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR PT Newmont terhadap masyarakat sekitar tambang. Sebagai perwakilan perusahaan yang langsung bersinggungan dengan masyarakat, Pak Jarot menyadari bahwa PT Newmont tidak akan beroperasi terus-menerus. Perusahaan ini diperkirakan akan beroperasi hingga tahun 2038. Program CSR diprioritaskan untuk menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dapat menopang kemandirian ekonomi masyarakat saat kelak tambang ditutup. PT Newmont telah bekerja sama dengan IPB menyiapkan rencana strategis dalam memberdayakan masyarakat. Salah satu rencana tersebut adalah dengan mengembangkan sektor pariwisata di sekitar tambang.
Hari ketiga bootcamp ini merupakan hari dengan agenda yang cukup pada dan melelahkan. Namun, saya beserta para peserta lain mendapatkan kesimpulan penting bahwa aktivitas pertambangan tidak bisa dipisahkan dari kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai perusahaan tambang, PT Newmont harus menyadari hal tersebut dan terus memasukkan aspek kelestarian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat sebagai prioritas perusahaan.
Tabik.[caption caption="Simulasi pemadam kebakaran oleh tim fire and rescue PT NNT"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/05/smb3-04a-56daf8ddff22bd551c0a4dbd.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
[caption caption="Aktivitas pekerja tambang di lokasi pengolahan bijih"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/05/smb3-03-56daf96ad77a61c724f71548.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Â
Post Scriptum: Tulisan ini pernah saya publikasikan di blog pribadi saya www.adhikurniawan.com pada tanggal 16 Februari 2016
Baca kisah sebelumnya bisa disimak di sini:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI