Menjelang sore, kami beralih menuju gudang penyimpanan konsentrat di Pelabuhan Benete. Lokasi ini sengaja dipilih untuk memudahkan proses pengangkutan konsentrat ke dalam kapal. Setiap hari rata-rata PT Newmont menghasilkan konsentrat sebesar 2.000 ton. Setiap ton konsentrat umumnya mengandung 25% hingga 30% tembaga. Sementara kandungan perak dan emas dalam setiap ton konsentrat adalah masing-masing 30-50 gram dan 20-40 gram. Konsentrat inilah produk akhir yang dihasilkan oleh PT Newmont.
[caption caption="Pabrik filtrasi PT NNT, di sinilah konsentrat mengalami proses pengolahan akhir"]
Setelah jeda istirahat yang singkat untuk makan malam, kami berdiskusi dengan Pak Jarot mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR PT Newmont terhadap masyarakat sekitar tambang. Sebagai perwakilan perusahaan yang langsung bersinggungan dengan masyarakat, Pak Jarot menyadari bahwa PT Newmont tidak akan beroperasi terus-menerus. Perusahaan ini diperkirakan akan beroperasi hingga tahun 2038. Program CSR diprioritaskan untuk menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dapat menopang kemandirian ekonomi masyarakat saat kelak tambang ditutup. PT Newmont telah bekerja sama dengan IPB menyiapkan rencana strategis dalam memberdayakan masyarakat. Salah satu rencana tersebut adalah dengan mengembangkan sektor pariwisata di sekitar tambang.
Hari ketiga bootcamp ini merupakan hari dengan agenda yang cukup pada dan melelahkan. Namun, saya beserta para peserta lain mendapatkan kesimpulan penting bahwa aktivitas pertambangan tidak bisa dipisahkan dari kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai perusahaan tambang, PT Newmont harus menyadari hal tersebut dan terus memasukkan aspek kelestarian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat sebagai prioritas perusahaan.
Tabik.[caption caption="Simulasi pemadam kebakaran oleh tim fire and rescue PT NNT"]
[caption caption="Aktivitas pekerja tambang di lokasi pengolahan bijih"]
Â
Post Scriptum: Tulisan ini pernah saya publikasikan di blog pribadi saya www.adhikurniawan.com pada tanggal 16 Februari 2016
Baca kisah sebelumnya bisa disimak di sini:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H