Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu, dan salam sejahterah untuk kita semua, hallo sobat kompasiana dimanapun kalian berada, kembali lagi bersama saya A.Putri Adhiba Safira Magfirani yang kerab dipanggil Shani, dari fakultas farmasi, universitas Hasanuddin, pada artikel kali ini saya akan membahas perihal millenial menyongsong SDGS.
Nah, Sabot kompasiana ada yang tau tidak sih apa itu SDGS (Sustainable Development Goals)? untuk sobat kompasiana yang belum tau ataupun kurang paham mengenai apa sih itu SDGS (Sustainable Development Goals), mari kita bahas lebih jauh.
Pertama-pertama saya akan menjelaskan, apa itu pembangunan berkelanjutan atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai SDGS (Sustainable Development Goals), SDGS (Sustainable Development Goals) adalah tujuan pembangunan berkelanjutan tahun 2030, kesepekatan pembangun terbaru untuk membawa perubahan-perubahan kearah pembangunan berkelanjutan berdasarkan HAM (hak asasi manusia) dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan di bidang ekonomi, sosial, lingkungan hidup maupun pendidikan.
Adapun pengertian lain dari SDGS (Sustainable Development Goals) ialah merupakan lanjutan dari Millenium Development Goals, yang memiliki 17 (tujuh belas) tujuan untuk memberantas kemiskinan, ketimpangan sosial dan perubahan iklim.
Nah itulah pengertian dari SDGS (Sustainable Development Goals), SDGS (Sustainable Development Goals), ini dilakukan mengunakan prinsip - prinsip universal universal, dan inklusif, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan ratusan Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan telah nyepakati adopsi Sustainable Development Goals (SDG) untuk periode 2015-2030 pada 25-27 September 2015 di New York, Amerika Serikat. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini akan segera menggantikan Millennium Development Goals (MDG), yang sudah mengubah wajah dunia dalam 15 tahun terakhir dan akan kedaluwarsa akhir tahun 2015.
Sobat kompasiana SDGS (Sustainable Development Goals), Pada 1 (satu) Januari 2016, negara-negara anggota PBB ( perserikatan bangsa -- bangsa ) telah secara resmi memberlakukan 17 (tujuh belas) Tujuan Pembangunan Global untuk Agenda 2030 pada Pembangunan Berkelanjutan, tau kah kalian? Tujuan ini merupakan kelanjutan atau pengganti dari Tujuan Pembangunan Milenium yang di tanda tangani oleh pemimpin-pemimpin dari 189 (seratus delapan puluh sembilan) negara sebagai Deklarasi Milenium di markas besar PBB (perserikatan bangsa-bangsa) pada tahun 2000 dan tidak berlaku lagi sejak akhir 2015.Â
Nah Pada bulan Agustus 2015, 193 negara ini menyepakati 17 tujuan, taukah kalian sobat kompasiana, Indonesia merupakan salah satu anggota PBB (perserikatan bangsa-bangsa) yang mengimplementasikan SDGS (Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) yang mempunyai 17 tujuan dan 169 target, inilah tujuan 17 (tujuh belas) Â SDGS (Sustainable Development Goals) :
Tujuan pertama ialah SDGS (Sustainable Development Goals), kemiskinan, Pemberantasan kemiskinan segala bentuk kemiskinan di semua tempat. Tujuan ke  2 SDGS (Sustainable Development Goals, kelaparan Mengakhiri atau memberantas kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan memperbaikan nutrisi. Tujuan 3 SDGS (Sustainable Development Goals), Kehidupan yang sehat dan sejahtera Menggalakkan hidup yang sehat, mendukung kesejahteraan untuk semua usia.Â
Tujuan 4 SDGS (Sustainable Development Goals), Pendidikan yang berkualitas Memastikan pendidikan yang berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang,Â
Tujuan ke 5 dari SDGS (Sustainable Development Goals), Kesetaraan gender Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan - perempuan. Tujuan ke 6 dari SDGS (Sustainable Development Goals), Air yang bersih dan sanitasi yang layak Menjamin aksesnya atas air dan sanitasi untuk semua orang. Tujuan ke 7 dari SDGS (Sustainable Development Goals),
 Energi yang bersih dan dapat terjangkau Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan untuk semua orang. Tujuan ke 8 SDGS (Sustainable Development Goals), Pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi dan Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua orang. Tujuan ke 9 SDGS (Sustainable Development Goals), Industri, inovasi dan infrastruktur Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong-mendorang inovasi.Â
Tujuan ke 10 SDGS (Sustainable Development Goals), Berkurangnya kesenjangan Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara. Tujuan ke 11 SDGS (Sustainable Development Goals), Kota-kota dan komunitas - komunitas berkelanjutan Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, dan kuat.Â
Tujuan ke 12 SDGS (Sustainable Development Goals), Konsumsi dan produksi yang sangat bertanggung jawab Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, Tujuan ke 13 SDGS (Sustainable Development Goals), Penanganan perubahan iklim yang Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan - perubahan iklim dan dampak -- dampak nya.Â
Tujuan ke 14 SDGS (Sustainable Development Goals), Ekosistem laut Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan Tujuan ke 15 SDGS (Sustainable Development Goals), Â
Baca juga: Generasi Millenial di Kalurahan Donotirto Terjun Langsung Dalam Pemutakhiran Data SDGs Donotirto
Ekosistem daratan Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan -- perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman-keanekaragaman hayati. Tujuan ke 16 SDGS (Sustainable Development Goals), Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang Mendorong masyarakat -- masyarakat yang sangat adil, damai, dan inklusif Tujuan 17 SDGS (Sustainable Development Goals), Kemitraan untuk mencapai tujuan Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.
Nah di Indonesia itu sendiri sudah membuat banyak pencapaian, diantaranya ialah tingkat kemiskinan yang berkurang, dimana angka kemiskinan yang dapat menurun, dimana Angka kemiskinan Indonesia pada September 2018 (dua ribu lapan belas) turun menjadi 9,66% dibanding Maret 2018 (dua ribu lapan belas) sebesar 9,82% maupun September 2017 (dua ribu tujuh belas) yang mencapai 10.12 % .askes -- askes pelayanan publik yang sangat baik, dimana 35 juta anak di Indonesia mendapatkan imunisasi campat rubella.Â
pendidikan dasar yang semakin tercukupi, akses pendidikan dasar telah mencapai 93,7 % dan tingkat literasi nasional yang tinggi, namun akan tetapi kita tidak boleh lengah masih sangat banyak tantangan yang terdapat di depan mata, ketimpangan sosial yang masih sangat terasa, hanya saja 50,8 % perempuan diangkatkan kerja dibandingkan 82 % laki-laki,Â
8.84 % masyarakat-masyarakat indonesia belum menikmati listrik, dan hanya 37% atau 9 juta anak mengalami stunting. kebakaran dan kerusakan hutan dimana hutan indonesia menyusut tiap tahunya setara dengan 60 (enam puluh) lapangan bola satu (1) batang pohon yang usianya 5 tahun sama dengan 1 rim kertas, kekerasan terhadap perempuan, dimana 1 dari 3 mengalami kekerasan perempuan fisik dan atau seksual, hal ini baru saja terjadi mengenai kekerasan terhadap siswi SMP (sekolah menegah pertama) yang berusia 14 tahun, yang di aniaya 12 orang karena masalah cowok, siswi SMP (sekolah menengah pertama) yang telah menjadi korban pengeroyokan 12 siswi SMA (Sekolah Menengah Akhir),Â
masalah ini bermula karena adu mulut atau adu sindir terkait hubungan antara salah satu pelaku dengan kakak korban tersebut. kejain inipun berlangsung akhir maret, namun korban hanya diam karena mendapatkan ancaman dari sang pelaku, saat ini korban masih dirawat di rumah sakit akibat trauma pisikologis dan fisik, kasus tersebut menjadi pusat perhatian ssehingga menarik banyak simpati dari masyarakat-masyarakat Indonesia, sampah plastik yang terdapat di lautan akan lebih banyak dari ikan, dimana 8 juta ton sampah plastik beredar di lautan dunia setiap tahunya, pengangguran anak muda yang masih tinggi, di Indonesia ada sekitar 7 juta pengangguran 4 juta diantaranya adalah anak muda berusia 15-24 tahun. pekerjaan - pekerjaan yang telah usai ini harus kita tuntaskan, dan masalah gizi yang belum tercukupi, Bayu Gawrama pernah berkata "Jika ada anak tetangga yang tidak sekolah, kita menyalahkan pemerintah. Ada tetangga kelaparan, kita salahkan pemerintah." Bayu Gawrama, pendiri Sekolah Relawan.
Salah satu kalimat yang saya kutip dari Bang Bayu yaitu, "Jika ada anak tetangga tidak sekolah, kita salahkan pemerintah. Ada tetangga kelaparan, kita salahkan pemerintah. Nah sobat kompasiana mengapa bukan kita yang bergerak? Mulai dari yang terkecil, terdekat, kita bisa ikut menyukseskan SDGs, Saya sangat sepakat dengan kalimat Bang Bayu tersebut di karena pada realitanya kita sebagai masyarakata ataupun mahasiswa seringkali hanya menyalahkan pemerintah dan bukannya bertindak atas dasar kepekaan dan kepedulian sesama manusia.Â
Seolah-olah seluruh hal dalam kehidupan ini sampai bagian terkecil pun ialah urusan pemerintah saja. Jika kita terus - terusan bersikap seperti ini, bagaimana Indonesia ingin menjadi lebih baik dong ? ya memang, Pemerintah memang memiliki tugas dan peran - peran untuk membuat usaha - usaha mencapai SDGs, namun bukan berarti pemerintah harus bergerak seorang diri dong untuk menyukseskannya. Â Apakah bisa tujuan-tujuan tersebut tercapai jika hanya melalui program - program pemerintah saja ?Â
Tidak, dong ya kita, sebagai masyarakat ataupun mahasiswa juga harus menyadari urgensinya pemenuhan -- pemenuhandan tujuan - tujuan tersebut dan untuk meningkatkan kepekaan kita terhadap kondisi saudara dan kawan -- kawan di sekitar an kita. semua tantangan-tantangan ini dapat kita selesaikan ataupun taklukkan, dengan kita bergerak bersama-sama karena saya sangat yakin bahwa tanpa "kita" kebakaran hutan masih terus berlanjut, tanpa "kita" perempuan - perempuan masih terus mengahadapi kekerasan, Â tanpa "kita" masih terus belajar lampu (tidak memiliki listrik), tanpa "kita" anak - anak indonesia masih kurang mendapatkan gizi yang cukup, tanpa "kita" potensi - potensi anak muda menjadi pengangguran masih terus ada,Â
Baca juga: Peran Pendidikan dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan untuk Mewujudkan SDGs
tanpa "kita" tujuan tujuan kita itu hanyalah belaka, jadi mari kita tuntaskan hal tersebut bersama - sama, wujudkan cita - cita kita bersama - sama melalui SDGS (Sustainable Development Goals). Mari kita ubah 17 tujuan Indonesia menjadi lebih baik, nah sobat kompasiana, kita sebagai Mahasiswa adalah pemuda - pemudi yang kritis. Kritis dalam kemajuan, bukan apatis dalam kemunduran. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa atau mahasiswa memiliki tanggung jawab yang penuh dalam menyukseskan SDGs (Sustainable Devolepment Goals) 2030 di Indonesia. Â
pemuda peran nya sangat begitu penting bagi kemajuan bangsa indonesia, seperti kata Soekarno bahwa berikan aku sepuluh pemuda akan ku guncangkan dunia. Mari kita sebagai masyarakat ataupun mahasiswa Indonesia, yang menyadari bahwa perkembangan Indonesia tidak hanya bergantung kepada pemerintah saja, namun juga kepada kita semua selaku masyarakat ataupun mahasiswa Indonesia. Semoga pada tahun 2030, SDGs bisa tercapai khususnya di Indonesia ya sobat !
semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua, terima kasih, waasalamualaikum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H