Mohon tunggu...
Adhe Unyu
Adhe Unyu Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

As simple as me Menyukai musik Ibu dari satu anak yang luar biasa😘😘

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Buku yang Merubah Pemikiranku

24 April 2017   11:53 Diperbarui: 18 September 2017   01:32 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku saya sudah ditandatangani langsung oleh sang penulis yaitu mbak Gana (dokpri)

23 April kemarin diperingati sebagai hari buku sedunia, begitu banyak orang memposting berbagai ucapan dengan kalimat-kalimat menarik, tetapi ada satu yang menyentuh saya ketika membacanya, twit dari tirtoid ini mengingatkan saya kembali tentang orang-orang yang saya kagumi dengan bukunya dan merubah pemikiran saya, adakah buku yang mempengaruhi hidup para kompasianer sekalian? 

*****

Awal Mencintai Buku

Sejak sekolah menegah atas ada kegiatan yang selalu saya lakukan di setiap sabtu sore, yaitu ke toko buku Gramedia Matraman. Bukan karena saya pintar atau jenius..bukan, tapi mengisi waktu, biasanya setiap hari senin teman-teman di kelas suka bercerita sabtu pergi kencan dengan pacar, karena saya belum diberi izin pacaran oleh orangtua makanya untuk mengatasi ditanya ini dan itu oleh kawan saya putar otak supaya sebisa mungkin keluar di malam minggu dan alternatif termurah saat itu adalah ke toko buku. Pergi dari rumah seorang diri dengan menaiki metromini, saya memang lebih suka seorang diri karena bebas menentukan tujuan, bila harus dengan teman pasti satu ada yang ingin kesini, satu ada yang ingin kesana, dan saya ketika remaja sangat kepala batu, tak bisa menghormati hal-hal seperti itu hihihihi. Sampai Gramedia biasanya jam 5 sore, siap-siap mencari posisi duduk di lantai, pada tahun 90an banyak anak-anak seusia saya dan yang lebih kecil datang ke toko buku untuk membaca buku yang plastiknya sudah dibuka, yang ini tentu gratis sebab kalo beli rerata kami tak mampu. Kami yang membaca buku gratis ini tak pernah diusir, rapih berjejer duduk di lantai membaca buku dan asik sendiri dengan buku yang dibaca masing-masing, tak ada target harus membaca apa karena ya itu tadi nunggu buku dibuka plastiknya oleh pihak toko. Dari sekedar siasat menjadi keterusan, bila ada waktu selalu saya sempatkan datang lagi dan lagi, bila ada diskon besar-besaran saya beli, bila tidak dan butuh buku yang diinginkan saya pergi ke daerah Senen atau Kwitang mencari yang di emperan harganya jauh lebih murah.

Buku Adalah Jendela Dunia

Kalimat Jendela Dunia rasanya memang pantas untuk disematkan pada sebuah buku karena melalui sebuah buku kita bisa terhanyut akan isinya, merasakan pemikiran penulisnya, bahkan emosi bisa dimainkan di dalamnya, dan yang lebih hebat dari sebuah buku adalah merubah cara pandang kita, merubah pemikiran kita, kedua buku ini mewakili apa yang tidak saya pikirkan sebelumnya

Buku Garis Batas yang dulu sangat saya idam-idamkan akhirnya bisa dimiliki (dokpri)
Buku Garis Batas yang dulu sangat saya idam-idamkan akhirnya bisa dimiliki (dokpri)
Garis Batas adalah sebuah perjalanan yang tidak biasa, karena Agustinus Wibowo memilih negeri-negeri yang berahiran 'stan' seperti Afghanistan, Tajikistan. Kirgizstan. Kazakhstan. Uzbekistan. Turkmenistan dalam penjelajahannya sebagai seorang backpaker. Betapa saya seolah-olah diajaknya mengelilingi negeri tersebut, mendaki gunung salju yang membuat dada saya tersesak, menapaki padang rumput yang membuat kaki saya terseok-seok, atau seperti tak sudahnya saya bersyukur menyerapi kemegahan khazanah tradisi dan kemilau peradaban Jalan Sutra, belum lagi menyelami dan menguak misteri takdir manusia yang selama ini tersembunyi dalam peradaban manusia lain seperti yang dialami perempuan Afghanistan yang buta huruf dan tak bebas bepergian, dimana pasar dan tempat keramaian semua didominasi oleh kaum pria. Itu semua merubah pemikiran saya, betapa saya bersyukur tinggal dan dilahirkan di bumi pertiwi yang sudah merdeka, negeri zamrud khatulistiwa yang begitu kaya. Nikmat Tuhan mana lagi yang akan saya dustakan? Buku yang juga dilengkapi dengan berbagai foto-foto yang luar biasa ini membuat saya jatuh hati hingga ke putaran Titik Nol yang juga adalah tulisan lain dari seorang Agustinus Wibowo. Dan sedikit banyak merubah cara 'berpiknik' saya yang tidak menghindari angkot dan tranportasi publik lainnya meski sedikit merepotkan dan tanpa mengeluh.

38 Wanita Indonesia Bisa (dokpri)
38 Wanita Indonesia Bisa (dokpri)
38 Wanita Indonesia Bisa adalah tulisan Kompasianer Gaganawati atau akrab dipanggil mbak Gana, buku ini mengisahkan tentang 38 wanita dengan latar belakang berbeda dan prestasi yang membanggakan. Kenapa buku ini juga merubah pemikiran saya? karena saya hampir dua mingguan tak juga move on seusai membaca halaman 137-149 (bahkan sampai hari ini kertas pembatas tetap saya sematkan di halaman 137 walau sudah usai saya membaca buku tersebut), salah satu narasumber dari buku itu yaitu ibu Leni Meilani, M.Pd yang asal Banjar Jawa Barat meninggal dunia karena kecelakaan tak lama usai wawancara dilakukan oleh penulis. Bila anda membaca kisah yang berliku dari ibu guru cantik ini rasanya kita tak percaya Tuhan begitu cepat memanggil orang baik dan ini membuat saya berpikir bahwa, kematian tidak hanya menjemput yang sakit, tidak hanya orangtua, tidak yang sedang terpuruk tapi kematian menjemput siapa saja, ketika "bel" itu berbunyi maka tak ada lagi yang bisa kita hentikan. Kita seringkali berkelakar dengan sebuah guyonan 'jangan jadi orang baik nanti matinya cepet'...

Kita memang harus jadi orang baik walau itu saja tidak cukup, karna jiwa ini bukan milik kita, suatu saat akan kembali kepada sang penciptaNya, kapanpun, dimanapun itu karena sejatinya sahabat terdekat kita adalah kematian. Saya sendiri merasa belum menjadi orang baik, dan semoga masih ada waktu untuk berbuat baik. Teriring doa tulus dari saya untuk almarhumah ibu Leni mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Buku saya sudah ditandatangani langsung oleh sang penulis yaitu mbak Gana (dokpri)
Buku saya sudah ditandatangani langsung oleh sang penulis yaitu mbak Gana (dokpri)
Adakah buku yang juga merubah hidup dan pemikiran kompasianer semua untuk menjadi lebih baik?

Selamat Hari Buku Sedunia 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun