Mohon tunggu...
Adham Rafi
Adham Rafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Negara-negara Penghasil Bahan Narkoba dan Implikasinya terhadap Hubungan Bilateral di Amerika Latin dengan Amerika Serikat dan Bangsa di Dunia

16 September 2024   11:33 Diperbarui: 16 September 2024   11:33 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Artikel ini disusun oleh: Muhamad Adham Rafi dan Monica Desindrian

Peredaran dan perdagangan penghasil bahan narkoba menjadi sebuah isu kejahatan transnasional yang berkembang di kawasan Amerika Latin, antara lain Kolombia, Peru, Bolivia, dan khususnya Meksiko. Di artikel ini kita mengkhususkan membahas narkoba di Meksiko. Meksiko merupakan negara produksi heroin terbesar di kawasan Amerika Latin. Bahkan negara ini menempati posisi ketiga sebagai negara produsen heroin terbesar ketiga di seluruh dunia. Selain terkenal sebagai negara produsen heroin, Meksiko juga terkenal sebagai negara produsen ganja terbesar di dunia berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2008. Hal ini disebabkan karena layaknya negara berkembang dengan jumlah penduduk yang padat, kemiskinan di negara ini telah menjadi permasalahan yang cukup serius, minimnya kesempatan kerja serta rendahnya penghasilan masyarakat setempat membuat warga harus menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Kartel narkoba memanfaatkan letak geografis negaranya yang saling bersebelahan dengan Amerika Serikat yang merupakan negara konsumen narkoba terbesar di dunia. Dengan perbatasan sepanjang 3.141 kilometer antara Amerika Serikat dan Meksiko yang terdiri dari gurun dan pegunungan tandus membuat kedua negara kesulitan untuk melakukan pengawasan di daerah perbatasan. Lemahnya kontrol kedua negara diperbatasan dimanfaatkan oleh para kartel narkoba dalam memasok narkoba ke negara Amerika Serikat melalui terowongan bawah tanah yang memiliki rel dan ventilasi udara.

Selain digunakan sebagai jalur menyelundupkan narkoba dan manusia, kartel memanfaatkan terowongan ini untuk menyelundupkan uang hasil penjualan narkoba dan senjata dari Amerika Serikat kembali ke Meksiko. Kemunculan kartel-kartel narkoba di Meksiko ini semakin berkembang dan melahirkan berbagai tindak kejahatan seperti pencurian, penculikan, bahkan pembunuhan bukan hanya di satu wilayah saja, namun hingga daerah perbatasan antara kedua negara. Tindak kejahatan ini seringkali dilakukan oleh pengguna di bawah pengaruh narkoba, dan bahkan dilakukan antar kartel narkoba dalam persaingan memperebutkan wilayah.

KERJA SAMA BILATERAL

Kerja sama dapat terjalin antar minimal dua negara yang dikenal dengan sebutan kerja sama bilateral untuk mencapai kepentingan nasionalnya masingmasing karena menghadapi suatu permasalahan yang sama, yang tidak bisa diatasi oleh masing-masing negara. Menurut KJ Holsti, kerja sama bilateral dapat diartikan dengan adanya kepentingan yang mendasari kesepakatan antara dua negara untuk berinteraksi dalam suatu bidang tertentu dengan cara dan tujuan yang telah disepakati bersama. Sedangkan definisi kerja sama bilateral menurut Krauss dan Pempel adalah kerja sama yang dilakukan oleh dua negara (pemerintah) yang memiliki kepentingan dalam peningkatan beberapa aspek seperti aspek ekonomi, sosial, budaya, politik dan keamanan.

Isu drug trafficking yang sama-sama dihadapi oleh Amerika Serikat dan Meksiko membuat kedua negara tersebut membentuk kerja sama bilateral yang dinamakan Inisiatif Merida. Isu drug trafficking merupakan ancaman lintas negara yang menyebabkan negara tidak memiliki pilihan lain selain melakukan kerja sama dalam menanggani permasalahan yang mengancam keamanan individu warga negara, dan mengancam dimensi keamanan negara seperti militer, politik, ekonomi, sosial dan lingkungan. Bentuk kerja sama yang dapat dilakukan bisa berupa transfer ilmu pengetahuan, pemberian dana, dan melakukan penegakkan hukum karena lembaga penegak hukum yang bertindak sendiri tidak dapat menyelesaikan permasalahan karena wewenang mereka terbatas dalam mengintervensi kejahatan tertentu

PENGARUH KARTEL NARKOBA DI MEKSIKO

Akibat dari banyaknya uang yang dimiliki para kartel dan iming-iming untuk mendapatkan tambahan uang dengan cara yang mudah, banyak pejabat dan polisi Meksiko yang menerima sogokan dari para kartel agar bersedia melakukan pembiaran terhadap aktivitas para kartel. Berdasarkan investigasi yang dilakukan militer di kota Monterrey mengungkapkan bahwa polisi menerima sebanyak 1.500 US$ per bulan dengan tugas menjadi penembak, informan dan menyediakan dukungan untuk para kartel. Dengan gaji polisi di Meksiko yang rata-rata sekitar 600 - 760 US$ per bulan, kartel narkoba memberikan upah dua kali lipat dari gaji polisi jika mereka dapat bekerja sama. Diduga kartel telah menyiapkan dana sebesar 1 juta US$ per tahunnya hanya untuk menyuap pasukan polisi Meksiko.

Kartel juga memberikan lapangan pekerjaan bagi para petani di daerah miskin. Petani saat ini sedang menanam 26.100 hektar opium poppies dan menjadikan Meksiko sebagai negara ketiga terbesar produsen heroin di dunia. Jumlah petani yang bekerja untuk para kartel ini telah meningkat, pada tahun 1970 an diperkirakan ada sekitar 50.000 pekerja yang terlibat, satu dekade setelahnya yakni pada akhir 1980 jumlahnya naik mencapai 200.000 dan perkiraan terakhir pada tahun 1998 ada sebanyak 300.000 petani yang bekerja untuk kartel.

KONDISI SOSIAL MASYARAKAT MEKSIKO SEBAGAI FAKTOR BERKEMBANGNYA KARTEL DI MEKSIKO

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun