Mohon tunggu...
Adez Aulia
Adez Aulia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Social Media dan AI (Kecerdasan Buatan)

Praktisi Social Media dan AI (Kecerdasan Buatan)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makalah Ilmiah Situs Gunung Padang Ditarik? Peristiwa yang Menghambat Kemajuan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

29 Maret 2024   00:27 Diperbarui: 29 Maret 2024   00:31 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Baru-baru ini sebuah kasus pencabutan makalah ilmiah mengenai penelitian Situs Gunung Padang di Jawa Barat menjadi kontroversi dan mengundang perdebatan sengit. Kasus ini bukan hanya menyoal substansi temuan arkeologi semata, namun juga mengangkat isu rendahnya keterbukaan ilmiah dan rendahnya kepercayaan masyarakat Indonesia sendiri terhadap peneliti dalam negeri.

Dr Ali Akbar, seorang peneliti bidang arkeologi yang menjadi ketua dan juru bicara tim Arkeologi yang menjadi bagian dari tim yang menulis artikel tersebut, telah memberikan tanggapan mengenai hal ini melalui wawancara yang dilakukan pada Channel Youtube "Ali Akbar Berkabar". Dimana saya berkesempatan menjadi host dan melakukan wawancara dan mendapatkan jawaban langsung dari Dr Ali Akbar sebagai sumbernya. 

Apa saja sih keberatan yang diajukan oleh tim penulis Paper atau Makalah ilmiah ini? Silakan simak pada video di bawah ini:

Pada Oktober 2023, jurnal Archaelogical Prospection yang diterbitkan oleh Wiley menerbitkan sebuah makalah berjudul "Geoarchaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia" yang ditulis oleh tim peneliti dari Indonesia. 

Dalam makalah itu, mereka memaparkan temuan yang menunjukkan adanya struktur bangunan purbakala bertingkat yang diperkirakan berasal dari masa prasejarah, dengan bagian tertuanya diperkirakan berusia antara 14.000-25.000 tahun. Temuan ini tentu sangat mengejutkan dan berpotensi mengubah pemahaman kita tentang awal peradaban manusia.

Paper atau Makalah ini ditulis oleh kumpulan  ahli dari berbagai latar belakang yang tidak sembarangan, termasuk peneliti dari BRIN, Profesor Riset, Guru Besar dan menggabungkan berbagai bidang keahlian seperti arkeologi, geologi, geofisika, hidrologi, arsitektur,dan masih banyak lagi. 

Nama penulis dari makalah ini pun bukan dari orang sembarangan. Tercatat nama-nama berikut seperti Danny Hilman Natawidjaja, Andang Bachtiar, Bagus Endar B. Nurhandoko, Pon Purajatnika, Mudrik R. Daryono, Dadan D. Wardhana, Andri S. Subandriyo, Andi Krisyunianto, Tagyuddin, Budianto Ontowiryo,  Yusuf Maulana dan Ali Akbar sendiri.

Sayangnya, publikasi ini kemudian ditarik oleh jurnal setelah mendapat kritik dari pihak ketiga yang tidak disebutkan namanya. Alasannya, pihak ketiga tersebut tidak mempercayai kesimpulan dalam penelitian ini. Tim peneliti tentu saja membantah keputusan ini karena dianggap tidak berdasar dan mengabaikan prinsip keterbukaan ilmiah.

Dalam wawancara dengan Dr. Ali Akbar, salah satu penulis makalah, beliau menegaskan, "Pencabutan makalah ini jelas tidak memakai kaidah ilmiah yang elegan. Seharusnya perbedaan pendapat disikapi dengan menerbitkan makalah ilmiah yang kontra penelitian, atau menerbitkan surat untuk editor (letter to editor), dan dilakukan diskusi terbuka dengan saling memberikan bukti dan argumen yang dapat disaksikan oleh publik, bukan langsung mencabut publikasi tanpa alasan ilmiah yang kuat."

Dr. Ali Akbar menambahkan bahwa tim peneliti telah menyajikan bukti-bukti yang kuat dalam makalah dan korespondensi dengan pihak jurnal, termasuk adanya artefak-artefak yang mengonfirmasi asal-usul antropogenik (buatan manusia) pada struktur yang ditemukan. Namun, semua bukti ini diabaikan begitu saja.

Kasus ini memunculkan keprihatinan mendalam atas arogansi yang menghalangi diskusi ilmiah yang terbuka dan konstruktif. Seharusnya, perbedaan pendapat diselesaikan melalui debat ilmiah yang terbuka dan elegan, bukan dengan mencabut publikasi tanpa alasan yang memadai. Apalagi dengan mengandalkan "protes" dari sumber-sumber anonim yang tidak diketahui identitas dan bidang keahliannya.

Terkait dengan peristiwa ini, yang juga mengkhawatirkan adalah sikap rendah diri sebagian kalangan di Indonesia sendiri terhadap penelitian dalam negeri. Sejumlah tulisan di internet justru meremehkan temuan ini dan cenderung memuja-muji pandangan para ahli dari luar negeri. Ini memperkuat gambaran mengenai mentalitas inferior terhadap bangsa sendiri yang seharusnya kita hilangkan.

Penelitian tentang peradaban purba di Situs Gunung Padang ini tentu masih memerlukan kajian lebih lanjut. Namun, yang terpenting adalah kita harus menjunjung tinggi prinsip keterbukaan ilmiah, menghargai penelitian dalam negeri, dan memupuk kebanggaan terhadap warisan budaya bangsa sendiri. Hanya dengan sikap seperti inilah kita dapat membuka cakrawala baru dalam memahami sejarah peradaban manusia.

Di bawah ini adalah berbagai tayangan youtube yang menghadirkan Dr Ali Akbar sebagai narasumber yang berkaitan dengan Situs Gunung Padang.

Liputan Beginu dari Kompas.com

Liputan Podcast "Insight With Desi Anwar" dari CNN Indonesia


Liputan Podcast Nusantara dari DAIITV

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun