Kasus ini memunculkan keprihatinan mendalam atas arogansi yang menghalangi diskusi ilmiah yang terbuka dan konstruktif. Seharusnya, perbedaan pendapat diselesaikan melalui debat ilmiah yang terbuka dan elegan, bukan dengan mencabut publikasi tanpa alasan yang memadai. Apalagi dengan mengandalkan "protes" dari sumber-sumber anonim yang tidak diketahui identitas dan bidang keahliannya.
Terkait dengan peristiwa ini, yang juga mengkhawatirkan adalah sikap rendah diri sebagian kalangan di Indonesia sendiri terhadap penelitian dalam negeri. Sejumlah tulisan di internet justru meremehkan temuan ini dan cenderung memuja-muji pandangan para ahli dari luar negeri. Ini memperkuat gambaran mengenai mentalitas inferior terhadap bangsa sendiri yang seharusnya kita hilangkan.
Penelitian tentang peradaban purba di Situs Gunung Padang ini tentu masih memerlukan kajian lebih lanjut. Namun, yang terpenting adalah kita harus menjunjung tinggi prinsip keterbukaan ilmiah, menghargai penelitian dalam negeri, dan memupuk kebanggaan terhadap warisan budaya bangsa sendiri. Hanya dengan sikap seperti inilah kita dapat membuka cakrawala baru dalam memahami sejarah peradaban manusia.
Di bawah ini adalah berbagai tayangan youtube yang menghadirkan Dr Ali Akbar sebagai narasumber yang berkaitan dengan Situs Gunung Padang.
Liputan Beginu dari Kompas.com
Liputan Podcast "Insight With Desi Anwar" dari CNN Indonesia
Liputan Podcast Nusantara dari DAIITV
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H