Peran Literasi Digital Dalam Membentuk Pemimpin Masa Depan
Oleh: Ade Maulana Saputra, S.Pd
Dosen : Dr. Mahmudi, S.Th.I., M.Ag
A. Pendahuluan
Di era revolusi digital yang serba cepat, literasi digital telah menjadi salah satu keterampilan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap individu. Literasi digital tidak hanya mencakup kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, memahami etika digital, dan memanfaatkan teknologi secara produktif. Dalam konteks ini, peran literasi digital sangat penting untuk membentuk generasi pemimpin masa depan yang mampu menghadapi kompleksitas dunia yang semakin tergantung pada teknologi.
Namun, seiring dengan potensi besar yang ditawarkan, literasi digital juga menghadirkan tantangan yang tidak bisa diabaikan. Kesenjangan akses teknologi, minimnya kesadaran tentang pentingnya literasi digital, serta ancaman di dunia maya seperti hoaks dan pelanggaran privasi menjadi penghalang utama. Tantangan ini menggarisbawahi pentingnya peran pendidikan dalam membekali pelajar dengan keterampilan digital yang relevan.
Melalui artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana literasi digital dapat menjadi fondasi bagi kepemimpinan masa depan, tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan literasi digital, serta solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi hambatan tersebut. Dengan demikian, diharapkan artikel ini mampu memberikan wawasan sekaligus inspirasi bagi para pendidik, orang tua, dan pemangku kepentingan lainnya untuk berkontribusi dalam memajukan literasi digital.
Literasi digital adalah kemampuan mengaplikasikan keterampilan fungsional. Pada perangkat digital untuk mencari, memilih, dan menyaring informasi, berpikir kritis, berkreasi, berkolaborasi, dan berkomunikasi secara efektif (Saputra, 2020: 95). Febliza dalam Saputra (2020) menyatakan bahwa ini melibatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi serta kemampuan untuk bersosialisasi, belajar, berpikir kritis, kreatif, dan inspiratif. Sebagai bagian dari kompetensi digital. Literasi digital mencakup dua pendekatan: konseptual dan operasional. Pendekatan konseptual meliputi perkembangan kognitif dan sosial-emosional, sedangkan pendekatan operasional melibatkan kemampuan teknis dalam menggunakan atau mengaksesnya(Muliani, 2021: 90).
Buckingham dalam Pratama (2022) menyatakan bahwa literasi digital dalam pendidikan lebih dari sekadar mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Mahasiswa belajar menggunakan alat digital, menerapkan, dan menciptakan sistem pembelajaran yang kaya, serta mengembangkan pemahaman tentang budaya digital yang mereka interaksikan baik di dalam maupun di luar lingkungan belajar. Dan membutuhkan keterampilan berpikir kritis, kesadaran perilaku yang sesuai dengan lingkungan digital, dan pemahaman tentang isu sosial yang muncul dari teknologi dan lingkungan digital.
Untuk mengembangkan literasi digital, mahasiswa perlu membiasakan diri dengan beberapa komponen berikut: