Novel "Hendrick" karya Risa Saraswati membuka pintu pada kisah hidup sahabat Belanda Risa, Hendrick Konnings. Dalam resensi ini, kita akan merinci perjalanan hidup Hendrick, seorang pemuda tampan yang menyimpan sisi gelap di balik citranya. Hendrick, keturunan Belanda di Bandung, dihormati di masyarakat karena kecerdasan dan ketampanannya. Namun, di balik kedua sifat itu, tersimpan kisah hidup yang penuh dengan tragedi dan pelajaran berharga.
Novel "Hendrick" karya Risa Saraswati menghadirkan kisah hidup tragis dan memilukan Hendrick Konnings, salah satu sahabat Risa Saraswati yang tampaknya memiliki kehidupan yang mempesona di masa kecilnya. Di balik sisi tampan dan sikapnya yang tertutup, Hendrick adalah seorang anak yang lucu, penuh canda, dan jahil. Namun, perjalanan hidupnya tidaklah mulus. Novel ini menggambarkan awal kebahagiaan keluarga Konnings, dari pertemuan romantis antara Jeremy dan Nina hingga kelahiran Hendrick yang diharapkan menjadi keceriaan setelah kehilangan tragis putri pertama mereka, Angelina. Namun, kebahagiaan itu terusik ketika Helena masuk ke dalam kehidupan Hendrick, membawa perubahan dramatis dalam dinamika keluarga tersebut.
Novel ini memulai narasinya dengan pertemuan antara orang tua Hendrick, Jeremy Konnings dan Nina Roux. Cerita cinta mereka yang bermula di Perancis membentuk dasar keluarga yang bahagia. Namun, kebahagiaan itu terguncang dengan kehilangan putri mereka, Angelina. Hendrick lahir sebagai sinar kebahagiaan baru, menjadi kebanggaan keluarga Konnings. Hans, teman dekat Hendrick, membawa nuansa keceriaan dalam hidupnya, terutama melalui kunjungan rutin ke rumah Oma Hans. Namun, segalanya berubah ketika Helena muncul dalam kehidupan Hendrick. Kehadirannya mengubah dinamika keluarga, membawa cobaan, dan mengantarkan Hendrick pada perubahan dramatis.
Novel "Hendrick" karya Risa Saraswati bukan sekadar cerita tentang kehidupan Hendrick Konnings, tetapi juga merupakan perjalanan melalui lorong waktu yang menggambarkan kehidupan pada masa penjajahan. Risa mempertontonkan keahliannya dalam menyajikan kisah dengan alur yang mengalir, meskipun melompat antara masa lalu dan masa kini. Dalam ulasan ini, kita akan merinci lebih lanjut berbagai aspek yang membuat novel ini menarik dan mendalam.
Pertama-tama, perkenalan dengan karakter utama, Hendrick Konnings, memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupannya. Sebagai anak keturunan Belanda di Bandung, Hendrick tidak hanya mempesona secara fisik, tetapi juga cerdas. Dalam perjalanannya, kita melihat bahwa pesona luar Hendrick tidak sepenuhnya mencerminkan kepribadiannya yang sebenarnya. Sikapnya yang tertutup dan kegemarannya menyinyiri orang menghadirkan sisi gelap yang menarik untuk diungkapkan.
Melalui retrospeksi ke masa lalu, pembaca dihadapkan pada kisah cinta antara Jeremy Konnings dan Nina Roux. Keduanya berasal dari latar belakang yang berbeda: Jeremy, seorang peneliti muda Belanda, dan Nina, anak seorang pengusaha wine Perancis. Kehilangan mereka atas putri pertama, Angelina, membentuk latar belakang keluarga Konnings sebelum Hendrick lahir. Keberanian mereka untuk melanjutkan hidup dan menerima kehadiran Hendrick membawa kedalaman pada karakter-karakter ini. Hendrick, dalam pertemanannya dengan Hans, mengalami fase kebahagiaan yang singkat sebelum Helena muncul. Helena, dengan penampilannya yang sempurna, tidak hanya menjadi cinta pertama Hendrick tetapi juga memicu perubahan signifikan dalam dinamika keluarga. Kisah cintanya dengan Helena membawa nuansa roman yang memikat, sementara konflik-konflik yang muncul menambah kompleksitas karakter Hendrick.
Puncak dari tragedi dalam kehidupan Hendrick terjadi ketika keluarga Konnings dan Hans pergi berlibur ke dataran tinggi Jawa Barat. Serangan jantung mendadak yang menimpa Jeremy Konnings tidak hanya merenggut nyawa ayah Hendrick, tetapi juga menjadi pukulan berat bagi keluarga. Kematian tersebut memicu depresi akut pada Nina, yang sebelumnya telah berjuang dengan kehilangan Angelina. Kehilangan Hendrick sebagai penyebab kematian Jeremy menciptakan ketegangan yang mendalam antara ibu dan anak.
Momen inilah yang menggambarkan perubahan signifikan dalam karakter Hendrick. Pesan terakhir dari ayahnya untuk tetap kuat dan menjaga ibunya menjadi panduan hidup bagi Hendrick. Hendrick yang menjadi sasaran kemarahan ibunya, dimana ibunya Nina menganggap bahwa Hendrick-lah yang menjadi penyebab kematian Jeremy. Tak ada satupun orang yang mampu menyadarkan Nina dari depresinya itu. Nina tak lagi menganggap Hendrick sebagai anaknya. Meski sangat menyakitkan, Hendrick tetap bertahan karena pesan ayahnya sebelum meninggal dunia.
“Hendrick, kau harus jadi laki-laki yang kuat. Jaga mamamu dengan baik seperti aku menjaganya dengan sepenuh hati. Ingatlah, laki-laki itu tidak cengeng. Jangan pernah menyerah, seberat apa pun masalah yang sedang kau hadapi.”
Berkat itu, ia menjadi anak yang dewasa dan tidak manja lagi. Hingga pada akhirnya ia harus meninggalkan dunia ini karena penyakit langka dan masih dengan kondisi yang sangat merindukan ibunya.
Meskipun dihadapkan pada kemarahan dan penolakan ibunya, Hendrick menunjukkan keteguhan batin dan tumbuh menjadi sosok dewasa yang tangguh. Proses ini memberikan dimensi psikologis pada perkembangan karakter, menjadikan Hendrick bukan hanya sebagai anak nakal, tetapi juga sebagai pribadi yang berkembang.
Kemampuan Risa Saraswati dalam mendeskripsikan setiap peristiwa dengan detail menggugah emosi membawa pembaca lebih dalam ke dalam alur cerita. Misalnya, ketika Hendrick tidak diakui sebagai anak oleh ibunya, pembaca dapat merasakan rasa sakit dan keputusasaan yang dirasakan Hendrick. Bahasa yang digunakan oleh Risa Saraswati juga mencakup elemen Belanda, seperti istilah "Inlander" dan "Bandoengsche Kinine Fabriek," menambahkan nuansa autentik pada latar belakang kolonial.
Perpindahan antara masa lalu dan masa kini, yang pada awalnya dapat terasa kompleks, sebenarnya memberikan kekayaan pada narasi. Pembaca tidak hanya menyaksikan kehidupan Hendrick sebagai anak muda, tetapi juga melihat dampaknya pada masa dewasa. Pilihan ini menyoroti hubungan kausal antara masa lalu dan masa kini, memberikan pemahaman lebih mendalam tentang perjalanan karakter. Novel ini juga memberikan gambaran yang mengesankan tentang kehidupan pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Risa Saraswati berhasil menangkap nuansa sejarah dan membawa pembaca kembali ke masa lalu, di mana Hendrick hidup dan mengalami suka duka. Kisah ini, dengan nuansa sejarahnya, dapat dijadikan bahan pembelajaran mengenai periode tersebut.
Secara keseluruhan, "Hendrick" adalah karya sastra yang patut diacungi jempol. Alur ceritanya yang terstruktur dengan baik, karakter yang mendalam, dan kemampuan penulis dalam menggambarkan emosi membuatnya menjadi novel yang sangat direkomendasikan. Dengan membaca kisah ini, pembaca tidak hanya dihibur, tetapi juga diajak untuk merenung tentang kehidupan, perubahan, dan keteguhan. Mari kita terus menelusuri lorong waktu bersama Hendrick dalam novel yang menyentuh hati ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI