Kemampuan Risa Saraswati dalam mendeskripsikan setiap peristiwa dengan detail menggugah emosi membawa pembaca lebih dalam ke dalam alur cerita. Misalnya, ketika Hendrick tidak diakui sebagai anak oleh ibunya, pembaca dapat merasakan rasa sakit dan keputusasaan yang dirasakan Hendrick. Bahasa yang digunakan oleh Risa Saraswati juga mencakup elemen Belanda, seperti istilah "Inlander" dan "Bandoengsche Kinine Fabriek," menambahkan nuansa autentik pada latar belakang kolonial.
Perpindahan antara masa lalu dan masa kini, yang pada awalnya dapat terasa kompleks, sebenarnya memberikan kekayaan pada narasi. Pembaca tidak hanya menyaksikan kehidupan Hendrick sebagai anak muda, tetapi juga melihat dampaknya pada masa dewasa. Pilihan ini menyoroti hubungan kausal antara masa lalu dan masa kini, memberikan pemahaman lebih mendalam tentang perjalanan karakter. Novel ini juga memberikan gambaran yang mengesankan tentang kehidupan pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Risa Saraswati berhasil menangkap nuansa sejarah dan membawa pembaca kembali ke masa lalu, di mana Hendrick hidup dan mengalami suka duka. Kisah ini, dengan nuansa sejarahnya, dapat dijadikan bahan pembelajaran mengenai periode tersebut.
Secara keseluruhan, "Hendrick" adalah karya sastra yang patut diacungi jempol. Alur ceritanya yang terstruktur dengan baik, karakter yang mendalam, dan kemampuan penulis dalam menggambarkan emosi membuatnya menjadi novel yang sangat direkomendasikan. Dengan membaca kisah ini, pembaca tidak hanya dihibur, tetapi juga diajak untuk merenung tentang kehidupan, perubahan, dan keteguhan. Mari kita terus menelusuri lorong waktu bersama Hendrick dalam novel yang menyentuh hati ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H