Selain melakukan penanaman bakau, mahasiswa BBK 4 UNAIR juga melakukan controlling terhadap bakau yang sudah ditanam di Pantai Ria Bomo. Program controlling ini dilakukan secara langsung mendatangi tempat penanaman tersebut. Setelah melakukan controlling, mahasiswa BBK 4 UNAIR melaporkan kepada komunitas setempat hal-hal apa saja yang perlu dilakukan dan kami sediakan bibit pohon bakau dan alat-alat yang diperlukan seperti pacul, tali dan bambu untuk menopang pohon bakau.
Saat program kerja “TAKAU : Tanam Bakau untuk cegah abrasi dan tanah longsor” berjalan, antusiasme Komunitas Benteng Samudera dan Karang Taruna terasa dari awal hingga akhir acara, mulai dari banyaknya peserta yang menghadiri program kerja tersebut, sesi penyampaian rangkaian acara yang yang disimak dengan serius, hingga berbagai pertanyaan terkait program kerja kami. Hal ini selaras dengan program kerja “TAKAU: Tanam Bakau untuk cegah abrasi dan tanah longsor” yang turut mendapat respon positif dari para nelayan dan warga sekitar pesisir. Penanaman bakau ini tentu sangat membantu mereka, terutama para nelayan yang setiap harinya menggunakan jalur keluar-masuk perahu.
Dengan diadakannya program kerja di bidang lingkungan yang berfokus pada penanaman bakau, mahasiswa BBK 4 UNAIR berharap kejadian longsor dan abrasi di Kabupaten Banyuwangi, khususnya Desa Bomo dapat semakin menurun, serta program penanaman bakau dapat dijadikan program rutin desa yang terus dijalankan dan dipantau oleh Komunitas Benteng Samudera, Karang Taruna, nelayan dan masyarakat pesisir pantai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H