Mohon tunggu...
Adestiyana Kurniawan
Adestiyana Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa Antropologi S1 yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Airlangga

Saya seorang introvert yang memiliki hobi menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Takau: Tanam Bakau untuk Cegah Abrasi dan Tanah Longsor di Pantai Ria Bomo

23 Juli 2024   11:49 Diperbarui: 23 Juli 2024   11:58 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
`Sumber: dokumentasi pribadi

Beberapa bulan terakhir, abrasi pada Pantai Ria Bomo tengah bersolek porak-poranda. Sejumlah fasilitas dan sarana pendukung wisata yang baru dipasang, hancur diterjang ombak saat air laut pasang. Ombak besar saat air laut pasang, telah merusak sejumlah fasilitas yang baru dibangun, seperti dua gazebo hanyut, dua perahu rusak parah, tujuh lapak pedagang rusak parah, 50 pohon cemara yang sudah berusia lima tahun rusak. 

Desa Bomo, merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi. Desa Bomo sendiri terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Jatisari, Dusun Kedunen dan Dusun Krajan dan Pantai Ria Bomo merupakan mata pencaharian utama dari ketiga dusun tersebut. Menurut Sutikno selaku Kepala Desa Bomo, pembangunan tempat wisata pantai di desanya itu, dilakukan untuk memberdayakan masyarakat pinggir pantai, terutama para nelayan.

Sumber:  dokumentasi pribadi
Sumber:  dokumentasi pribadi

Untuk itu, mahasiswa BBK 4 Unair mengadakan kegiatan tanam bakau bersama-sama kepada masyarakat Desa Bomo untuk mencegah adanya abrasi, dimana sasarannya adalah Komunitas Benteng Samudera dan Karang Taruna Desa Bomo yang dilaksanakan di Pantai Ria Bomo. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa BBK 4 UNAIR menggandeng Komunitas Benteng Samudera dan Karang Taruna untuk mendukung kegiatan penanaman bakau serta mempraktikan langkah-langkah penanaman bakau yang benar agar tidak terseret air pasang yaitu menggunakan bambu dengan ujung lancip dan tali. Ada beberapa langkah penanaman bakau, yaitu :

  1. Menggali tanah dengan cangkul dengan kedalaman kurang lebih 30-40 cm.

  2. Siapkan bibit bakau dan keluarkan dari pot plastik.

  3. Tanam bibit bakau hingga akar masuk ke dalam galian bersama dengan bambu yang ujungnya sudah dilancipkan

  4. Tanam bibit bakau dan bambu secara sejajar

  5. Tutup kembali tanah galian dengan tangan dan tepuk-tepuk hingga tanah memadat

  6. Ikat bambu dan juga bibit bakau secara erat agar tidak terseret air pasang

Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi

Selain melakukan penanaman bakau, mahasiswa BBK 4 UNAIR juga melakukan controlling terhadap bakau yang sudah ditanam di Pantai Ria Bomo. Program controlling ini dilakukan secara langsung mendatangi tempat penanaman tersebut. Setelah melakukan controlling, mahasiswa BBK 4 UNAIR melaporkan kepada komunitas setempat hal-hal apa saja yang perlu dilakukan dan kami sediakan bibit pohon bakau dan alat-alat yang diperlukan seperti pacul, tali dan bambu untuk menopang pohon bakau. 

Saat program kerja “TAKAU : Tanam Bakau untuk cegah abrasi dan tanah longsor” berjalan, antusiasme Komunitas Benteng Samudera dan Karang Taruna terasa dari awal hingga akhir acara, mulai dari banyaknya peserta yang menghadiri program kerja tersebut, sesi penyampaian rangkaian acara yang yang disimak dengan serius, hingga berbagai pertanyaan terkait program kerja kami. Hal ini selaras dengan program kerja “TAKAU: Tanam Bakau untuk cegah abrasi dan tanah longsor” yang turut mendapat respon positif dari para nelayan dan warga sekitar pesisir. Penanaman bakau ini tentu sangat membantu mereka, terutama para nelayan yang setiap harinya menggunakan jalur keluar-masuk perahu.

Dengan diadakannya program kerja di bidang lingkungan yang berfokus pada penanaman bakau, mahasiswa BBK 4 UNAIR berharap kejadian longsor dan abrasi di Kabupaten Banyuwangi, khususnya Desa Bomo dapat semakin menurun, serta program penanaman bakau dapat dijadikan program rutin desa yang terus dijalankan dan dipantau oleh Komunitas Benteng Samudera, Karang Taruna, nelayan dan masyarakat pesisir pantai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun