“... pembangunan Tangsel harus kita mulai saat ini, saat kita mulai berjuang dalam Pilkada ini. Kita harus merebut Tangsel sekarang juga! Oleh kita sendiri. Jika bukan kita, siapa lagi? Jika tidak sekarang, kapan lagi? Menunda sampai lima tahun mendatang dan membiarkan orang lain melakukannya adalah sikap yang tidak bertanggung jawab....” (Arsid)
Pilihan ini memang yang harus dilakukan bagi warga Tangsel. Tak ada pilihan lagi, Tangsel jika ingin berubah harus mengubah haluan kepemimpinanya.
Hanya pada Arsid dan Elvier harapan untuk yang lebih maju akan. Tak ada lagi kandidat yang mampu merubah kota ini. Arsid Elvier adalah perubahan itu sendiri. Memilihnya berarti mengubah Tangsel yang lebih baik.
Tak ada yang salah dengan kota. Yang salah adalah gaya kepemimpinannya. Kota yang salah urus. Tangsel setidaknya memang dalam konteks yang demikian. Salah urus dalam pengelolaanya.
Nah, kenapa harus Arsid Elvier untuk Tangsel :
Beberapa alasan utama yang paling penting untuk diketahui warga Tangsel dan Publik Tangerang adalah :
Arsid Elvier membawa program Kartu Sejahtera yang konten kebijakanya untuk masyarakat miskin. Kartu sejahtera memberikan masyarakat celah untuk keluar dari kemiskinan yang ada.
Ingat, kemiskinan Tangsel itu meningkat dari tahun ke tahun.
Ini datanya:
Ini adalah Fakta bahwa kemiskinan di Tangsel meningkat, sempat menurun dari 2010 ke 2012. Akan tetapi faktanya naik lagi pada 2013. Fakta yang cukup mengerikan mengingat angka pertumbuhan ekonomi di Tangsel tertinggi di Banten. Siapa yang nikmati bung ?
Lalu bagaimana dengan nasib kaum miskin ini. Arsid-Elvier punya solusi untuk mereka. Paling tidak pada 4 hal yang utama : Soal Kesehatan, Soal Pendidikan, Persalinan dan Kematian.
Biaya kubur saja di Tangsel bisa capai 1 juta. Bagaimana bisa orang miskin memakamkan keluarganya. Ini jelas sangat memberatkan. Ini buktinya sebagaimana dilansir dari kabarpolitik.com
Arsid dan Elvier memiliki kebijakan yang tertuang dalam kartu sejahtera. Santunan kematian bagi warga yang meninggal. Sebuah konsep yang hebat untuk mengelola kota. Hanya mereka yang memiliki isi membangun kota yang memahami masalah dan solusinya.
Kota cerdas harus memahami masalahnya. Cerdas bukan sekedar canggih teknologi tetapi cerdas dalam memahmi masalahnya, masalah kota dan solusinya.
Eh ngomong-2 soal kemiskinan di Tangsel tadi. Jika rujukanya Bank Dunia, kemiskinan di Tangsel lebih tinggi daripada yang ada sekarang ini. Mari kita lihat dan kira-kira apakah bisa diselesaikan dengan membangun kota cerdas.
Keadilan di Tangsel tidak akan terjadi. Angin perubahan tidak akan mengena masyarakat miskin. Kota cerdas dengan beragam pernak-pernik teknologi memang penting, akan tetapi belum tepat untuk Tangsel kita yang lebih baik.
Tangsel butuh pemimpin yang tahu masalah dan solusinya. Apalagi dengan dukungan partai Pemerintah, Arsid Elvier sangat menunjang untuk mengurangi kemiskinan di Tangsel. Adopsi kebijakan dari pusat akan lebih mudah dilakukan dan dijalankan di Tangsel.
Wajar jika untuk kemiskinan Arsid Elvier menargetkan kemiskinan turun hingga 0.50 persen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H