Mohon tunggu...
TRI ISNAENIADES
TRI ISNAENIADES Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi - UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Hobi Meditasi, ingin menjadi vegetarian dan keliling dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memaknai Kematian dan Kesendirian (Teori Etnometodologi - Harold Garfinkel)

15 Desember 2022   08:36 Diperbarui: 15 Desember 2022   08:51 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di Mesir, piramida dan mumi menjadi pengingat untuk merayakan hidup dan penghormatan terhadap hidup yang tidak abadi. Lukisan Danse Macabre dan Vanitas pada abad 14 dan 17 menggambarkan tengkorak, jam pasir, buah dan bunga yang membusuk sebagai simbol waktu dan kematian. Tidak jarang pula orang jaman dulu sengaja menaruh tengkorak di atas meja kerja. Inti dari semua tindakan ini adalah bahwa tidak ada yang tahu berapa umur yang kita dapatkan dalam hidup ini. Muda tua, kaya miskin, terkenal atau tidak, semuanya sama di hadapan kematian yang bisa datang kapan saja; dan kesadaran ini dapat membuat setiap hari menjadi lebih berharga.

"Ketika ajal menjemput kita bukan apa yang kita miliki, melainkan kumpulan dari apa yang kita lihat, lakukan, dan alami". Perlakukan waktu yang kita punya sekarang sebagai hadiah. Mengingat hari kematian dan menikmati hidup.

KESENDIRIAN

Di jaman hiperkoneksi seperti sekarang ini, penting rasanya membahas kesendirian. Para tokoh penting dalam sejarah dunia menghasilkan pemikiran brilian dari kesendirian, bahkan kondisi terasing. Pramoedya Ananta Toer menumpahkan buah pikirannya di kesunyian sel penjara ke dalam empat karya sastra, tetralogi Buru. Abraham Lincoln monerahkan salah satu pidato presiden terbaik Amerika Serikat, Pidato Gettysburg, setelah beberapa minggu menapak sendirian dan berefleksi di makam pahlawan. Ibnu Khaldun menuturkan sekelumit kehidupannya dalam kitab Al Ibar wa Diwanul Mubtada' wa Al-Khabar. "Aku bermukin di benteng Ibn Salamah selama empat tahun dalam kondisi tidak terlalu sibuk". Dari permukimannya tersebut Ibn Khaldun menuliskan kitab yang sangat fenomenal yang bahkan Mukadimahnya saja menghasilkan banyak diskursus  dan menjadi teori-teori baru dalam bidang ilmu sosial dan sejarah.

Sendirian tidak selalu berarti mengasingkan diri di suatu tempat terpencil yang jauh dari peradaban dan orang lain. Kesendirian adalah keadaan di mana pikiran kita tidak terpengaruh oleh pikiran orang lain. Dengan kata lain, ketika kita hanya memikirkan pikiran kita sendiri. Kesendirian itu penting karena dalam kesendirian kita bisa menjernihkan pikiran. Ini adalah kesempatan kita untuk mempelajari sesuatu atau lebih tentang diri kita sendiri. Dalam kesendirian, kita bisa mencapai keseimbangan emosi - hasil dari refleksi diri yang tidak tergesa-gesa. Kesendirian tidak akan bisa tercapai di tempat tersunyi sekalipun selama kita membiarkan pemikiran orang lain mengusik benak kita.

Pemikiran orang lain bisa muncul ketika, kita bercakap-cakap dengan orang lain, membaca buku, menonton televisi, melihat informasi secara massif di media sosial. Media sosial menjadi tantangan besar dalam keseharian saat ini, aplikasi dan informasi yang jumlahnya tidak terhingga membuat pikiran kita selalu ramai dan tidak pernah sepi. Kesendirian semakin asing dan terasing.  Padahal dalam kesendirian itulah ide-ide kreatif muncul. Pikiran lebih cepat membuahkan solusi bagi permasalahan  dan menjadi individu yang lebih fokus dala kehidupan sehari-hari. Menjadi lebih jelas apa dan siapa yang penting dan berarti dalam hidup kita.

Kematian dan Kesendirian adalah hal yang sangat lekat dan dekat dengan kita. Sangkar besi dalam sistem kehidupan dunia ini membuat kita terpenjara dan mengabaikan pemaknaan-pemaknaan atas hal-hal yang seharusnya menjadi refleksi dalam setiap langkah dikeseharian kita, bagaimana kita bisa lebih memaknai kesendirian dan kematian dan menyatu dengan diri kita secara utuh.

Sumber :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun