“Angeun lada” atau sayur pedas khas Pandeglang adalah masakan lokal yang selalu terhidang di meja makan keluarga saya saat lebaran Idul Fitri di Kampung halaman istri. Berbahan jeroan kerbau, kepala kerbau, atau kaki kerbau, Angeun lada melengkapi sajian masakan lokal lainnya yang juga tradisi kuliner turun temurun yakni semur daging kerbau dan gemblong bakar.
Angeun lada berasal dari dua kata yaitu “Angeun” yang dalam bahasa setempat artinya sayur dan “lada” yang bermakna pedas.
Kabarnya, sampai sekarang masakan legendaris ini salah satu menu utama yang harus ada tiap lebaran Idul Fitri atau Idul Adha di dapur tradisional semua keluarga Pandeglang.
Konon kabarnya juga, lebaran tanpa angeun lada itu terasa hambar, bak sayur tanpa garam, makanya harus ada di meja makan saat momen spesial setiap tahun.
Begitupun bagi keluarga saya, dari sejak berkeluarga sudah terbiasa disuguhi makan angeun lada kalau berkunjung saat lebaran ke rumah mertua yang orang Pandeglang.
Biasanya, sang mertua selalu menyajikan anguen lada versi lengkap yakni angeun lada jeroan kerbau, angeun lada kepala kerbau, dan angeun lada kaki kerbau.
Sementara itu, daging kerbaunya, disajikan dalam bentuk sajian semur daging yang dicocol gemblong bakar yang disantap seusai shalat Idul Fitri
Saya pernah bertanya kepada mertua dari mana mendapatkan bahan kepala kerbau dan kaki kerbau yang selalu tersaji di meja makan pada setiap hari raya.
Usut punya usut ternyata untuk mendapatkan kepala dan kaki kerbau mereka harus “berburu” jauh-jauh hari sebelum lebaran, dari satu tempat ke tempat lain untuk memesan bahan utama angeun lada yang jadi kebanggan warga Pandeglang itu.
Berbeda dengan jeroan kerbau, atau bahkan daging kerbau yang banyak tersedia di pasar saat menjelang hari raya. Kepala dan kaki kerbau tersedia dalam jumlah terbatas, bahkan kadang tidak tersedia di pasar bebas.
Lain itu, meracik kepala dan kaki kerbau menjadi hidangan angeun lada hingga menjadi masakan yang istimewa butuh keterampilan ekstra dalam mengolahnya.
Yang lebih penting lagi, dibutuhkan alat panci atau kenceng masak jumbo untuk mengolahnya lantaran bentuk kepala dan kaki kerbau yang pastinya besar.
Lantas, apa resep angeun lada hingga jadi menu favorit saat lebaran?
Momen lebaran bagi warga Pandeglang memang selalu membuat angeun lada, tapi bukan berarti pada hari biasa tidak ada.
Walaupun jarang, istri saya kerap membuat angeun lada di hari biasa dengan bahan dasar versi berbeda seperti angeun lada daging sapi, ayam, bahkan ikan.
Makanya, jika berkunjung ke Pandeglang di hari biasa, angeun lada masih bisa ditemukan di tempat rumah makan, namun biasanya menyediakan versi angeun lada jeroan sapi atau daging sapi.
Jadi memang, angeun lada berbahan dasar hewan kerbau seperti menu khusus saat lebaran saja.
Namun demikan, apapun versi angeun lada yang tersedia baik ketika lebaran maupun pada hari-hari biasa, rasa dan aromanya tetap sama yakni pedas, bumbu rempah yang memanjakan lidah, serta aroma khas yang berasal dari daun pohon Walang yang umumnya banyak di temukan di wilayah Pandeglang.
Adapun bahan rempah yang digunakan untuk memasak angeun lada biasanya berupa cabai merah, bawang merah, bawang putih, serai, salam, lengkuas, cabai kecil, kemiri, jahe, kunyit, kencur, merica dan tomat, serta daun walang utuh.
Oh ya, angeun lada sangat nikmat dan pastinya menggugah selera saat disantap menjelang siang hari bersama hidangan nasi dalam kondisi panas.
Biasanya saat makan angeun lada, saya selalu “ditemani” oleh panganan lokal lainnya seperti kerupuk kemplang dan rempeyek (peyek) dengan bahan dasar kacang tanah atau ikan asin rebon.
Nah, itulah resep lebaran warisan keluarga yang saya tulis untuk Diari Ramadan 2024, Ramadan Bercerita 2024 Hari 28
Barangsiapa tertarik untuk mencicipi hidangan yang satu ini? Jangan lupa untuk datang ke Kabupaten Pandeglang yah!
Atau karena angeun lada ini salah satu kuliner berkuah pedas yang cukup terkenal sebagai masakan nusantara, mungkin saja ada di daerah lain. Jadi, tak mesti ke Pandeglang untuk mencicipinya.
Semoga bermanfaat!
Salam Literasi
Ade Setiawan, 07.04.2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H