Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Insinerator Sederhana, Cara Alternatif Mengelola Sampah di Pedesaan

29 Maret 2024   09:42 Diperbarui: 30 Maret 2024   00:42 2115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar foto diatas adalah alat pembakar sampah sederhana atau saya menyebutnya insinerator buatan sendiri yang terinspirasi mata kuliah kesehatan lingkungan saat zaman kuliah dulu.

Alat ini mempunyai dinding tembok pasangan batu bata yang diplester luar dalam yang berfungsi untuk menahan supaya panas yang dihasilkan dari pembakaran tidak keluar. Sementara untuk pasangan bata cerobong asap dibuat tanpa plesteran.

Adapun dinding atap berupa coran beton kokoh yang aman dari siraman atau rembesan air ketika hujan. Nanpak terlihat diatas coran wadah sampah ini tumbuh pepohoan hijau. Itu adalah pohon sirih yang akar dan daunnya merambat hingga cerobong asap.

Dengan alat ini semua jenis sampah yang bisa terbakar akan habis terbakar menjadi abu. Metode pembakarannya sendiri dilakukan secara manual dengan menggunakan korek api biasa yang dibakarkan pada sampah kering dalam insinerator. 

Proses pembakarannya relatif lambat, kadang satu hari, dua, atau tiga hari bara api masih terus menyala sampai seluruh sampah menjadi abu.

Walaupun begitu kelemahan alat ini tidak menggunakan penyaring asap pada cerobongnya, sehingga memang diakui masih menimbulkan polusi udara.

Bangunan alat ini berukuran segi empat berukuran Panjang 1,5 meter, Lebar 1 meter, serta Tinggi kedalaman bak insineratorf 2 meter dengan tinggi cerobong asap dari dasar bangunan setinggi sekira 4 meter.

Jika sedang ada di rumah saya setiap hari membakar sampah disini. Terkadang juga sampah dikumpulkan terlebih dahulu kemudian beberapa hari sampai seminggu baru dibakar. Namun, intinya semua sampah yang bisa terbakar akan habis terbakar, termasuk juga sampah plastik.

Sedangkan sisa pembakaran berupa abu biasanya saya manfaatkan sebagai pupuk campuran kotoran kambing, gabah kering (kebetulan disamping rumah ada penggilingan padi) dan tanah untuk tanaman pot di belakang pekarangan rumah.

Nampak pekarangan rumah saya yang asri dengan beragam tanaman kembang warna warni. Dulu kawasan belakang rumah saya ini tempat pembakaran sampah terbuka, kumuh dan kotor. Sekarang disulap menjadi tempat yang lebih asri, rimbun, tanahnya ditumbuhi rumput hijau walaupun berdekatan dengan tempat sampah.

Lantas bagaimana saya memilah sampah rumah tangga untuk di bakar?

Secara garis besar sampah rumah tangga di rumah terbagi menjadi 2 bagian yakni:

1. Sampah organik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun