Sehingga sebetulnya masih memungkinkan melakukan pembakaran secara terbuka, namun ya itu tadi, saat musim penghujan sampah-sampah semakin menumpuk dan sulit dibakar.
Hal itu berakibat lingkungan pekarangan menjadi kotor dan kumuh. Belum lagi timbulnya lalat, nyamuk, dan tikus yang berkeliaran mengerubuti sampah dan berpotensi menimbulkan penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat.
Dengan alat pembakaran sederhana ini sudah sepuluh tahun beroperasi tidak ada kendala dalam mengurai sampah rumah tangga. Semuanya dapat dibakar baik musim penghujan, apalagi di musim kemarau.
Selain itu sampah sudah tidak berserakan lagi, dan pencemaran asap relatif tidak mengganggu tetangga sebelah lantaran dikeluarkan melalui cerobong asap yang relatif tinggi.
Ya, memang alat pembakaran sampah saya masih mengeluarkan asap sebagaimana pembakaran biasa, namun ini jauh lebih aman ketimbang yang dilakukan warga setempat yang membakar sampah dimana-mana secara terbuka.
Pembuatan alat pembakaran sampah ini adalah salah satu kepedulian saya terhadap lingkungan tempat tinggal.
Pasalnya, warga disini sepertinya tidak peduli dengan sampah, sehingga kebersihan lingkungan kurang terjaga.
Membuang sampai plastik di pekarangan, membakar sampah juga sembarangan yang tentu saja sampah plastik tidak akan habis terbakar kalau dibakar di ruang terbuka.
Sampah plastik itu hanya meleleh dan mengendap dibawah tumpukan sampah lainnya. Kemudian sampah ditimbun tanah yang akan sulit terurai dalam waktu puluhan tahun, bahkan hingga ratusan tahun lamanya.
Tapi dengan alat pembakaran yang saya buat, semua sampah plastik bisa terbakar habis menjadi abu.
Hal ini terbukti selama sepuluh tahun melakukan proses pembakaran sampah sampai hari ini masih bisa digunakan dan tidak pernah sampai penuh.